Wakil Bupati Bone Bolango Merlan S. Uloli menyebut dalam mengintervensi kasus tengkes di daerah itu diperlukan kemitraan dengan pihak lain agar target penurunan angka stunting pada 2024 bisa terwujud.

"Kami kemarin sudah melaksanakan pelatihan penanganan stunting di Sumedang dan studi banding ke Kabupaten Pohuwato. Kami temukan bahwa penanganan ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah saja, akan tetapi diperlukan kolaborasi dengan pihak lain," ucap dia di Gorontalo, Sabtu (11/3).

Untuk itu, katanya, hal yang dibutuhkan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perbankan, perguruan tinggi, organisasi perempuan, media massa, hingga para pengusaha guna menekan angka tengkes di daerah tersebut.

Ketua Percepatan Penurunan Stunting Bone Bolango itu, mengaku telah menyampaikan berbagai upaya pada rapat penurunan tengkes di daerah serta intervensi yang akan dilakukan bersama mitra kerja.

"Disamping kita akan intervensi lewat program, kita juga akan mengintervensi dari hulunya. Kita juga mengharapkan ada dukungan dana CSR dan dukungan lainnya dari kemitraan ini," kata Merlan.

Informasi lain yang terungkap dari rapat tersebut, kata dia, Bone Bolango membutuhkan anggaran sekitar Rp10,6 miliar lebih dalam menekan angka tengkes yang sekarang masih terdapat 1.190 kasus tersebar di 22 lokus tengkes.

Merlan Uloli menyebut pencegahan tengkes pada anak harus dilakukan sejak dini, yang dimulai dari masa calon pengantin.

"Kita edukasi bagaimana calon pengantin hingga ibu hamil memilih makanan yang baik untuk 1.000 hari pertama kehidupan," ucapnya.

Upaya pencegahan, katanya, membutuhkan komitmen bersama, tidak hanya deklarasi semata, tetapi juga butuh aksi yang dilakukan untuk intervensi tengkes.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023