Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo mengalami kenaikan dalam dua pekan terakhir.

Meyna (35) seorang pedagang beras di pasar tradisional Moluo, Kecamatan Kwandang di Gorontalo, Rabu mengatakan pekan lalu harga beras naik dari Rp11.000 hingga Rp11.500 per liter menjadi Rp12.000 per liter untuk jenis premium.

Beras jenis medium naik dari Rp10.000 hingga Rp10.500 per liter naik menjadi Rp11.000 hingga Rp11.500 per liter.

Pekan ini kenaikan kembali terjadi Rp500 hingga Rp1.000 per liter. "Namun Kondisi ini belum berdampak signifikan pada penjualan," katanya.

Samid (44) mengatakan hal yang sama. Kenaikan harga beras mulai terjadi. Rata-rata kenaikannya mencapai Rp500 hingga Rp1.000 per liter.

Beras di wilayah ini didominasi dengan penjualan ukuran liter. Untuk beras premium yang biasanya dijual Rp12.500 per liter, jika dijual dalam ukuran kilo gram mencapai Rp14.000 per kilo gram.

Namun pembeli rata-rata membeli eceran sekitar 10 liter hingga 15 liter per orang.

Saat ini kata Samid, dalam sehari beras yang terjual sekitar 30 karung. "Saat sepi pembeli, acapkali yang terjual hanya lima hingga tujuh karung," katanya.

Ia memprediksi kenaikan harga beras akan potensial terus terjadi mengingat musim kemarau masih melanda sebagian besar wilayah di Indonesia, termasuk kecamatan produsen beras di kabupaten ini.

Meski beras dari luar kabupaten juga banyak disuplai ke daerah ini, namun stok lokal yang berkurang kata Samid, sangat mempengaruhi harga.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Gorontalo Utara Grace Mangosa mengatakan pihaknya terus memantau stok bahan pangan khususnya beras.

"Kami berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait, diantaranya Dinas Tanaman Pangan dan Dinas Ketahanan Pangan, terkait stok, distribusi dan harga," katanya.

Menurutnya, kenaikan harga beras saat ini dipengaruhi musim dan fenomena iklim El Nino.

"September ini harga beras mengalami kenaikan di kisaran empat hingga lima persen," katanya.

Pihaknya terus memantau dan melaporkan kondisi lapangan kepada instansi terkait di Pemerintah Provinsi.

Antisipasi dini terhadap lonjakan kenaikan harga beras juga terus dilakukan.

"Kita terus melaporkan kondisi kekeringan yang terjadi di sejumlah kecamatan. Termasuk keperluan stok beras hingga Desember 2023 sebagai langkah antisipasi kenaikan harga mengingat prediksi kekeringan akan berlangsung lebih lama," katanya.

Kewaspadaan terhadap musim kemarau yang diprakirakan masih akan berlanjut menjadi perhatian penting pemerintah daerah.

"Pak Bupati terus meminta kami memperhatikan stok cadangan beras pemerintah (CBP). Kami pun konsisten mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas bahan pangan utama serta memperhatikan ketersediaan stok," katanya.***

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023