Larnaca, Siprus, (ANTARA/Reuters) - Seorang pria yang diduga mengikat tubuhnya dengan bahan peledak membajak pesawat Mesir dalam penerbangan dari Aleksandria menuju Kairo, Selasa, dan memaksanya mendarat di Siprus, kata pejabat Mesir.

Setelah pesawat EgyptAir mendarat di Bandar Udara Larnaca, pembajak tersebut membebaskan semua orang di dalam pesawat tersebut, kecuali lima penumpang berkewarganegaraan asing dan kru, kata pihak maskapai penerbangan EgyptAir.

Sekitar 60 orang, termasuk tujuh awak, berada di dalam pesawat tersebut, demikian pejabat dari Mesir dan Siprus.

"Negosiasi dengan pembajak telah menghasilkan pembebasan semua penumpang dengan pengecualian kru dan lima penumpang berkewarganegaraan asing," kata pihak maskapai penerbangan tersebut dalam pernyataannya.

Kementerian Penerbangan Sipil Mesir menyatakan bahwa pilot pesawat, Omar al-Gammal, memberikan informasi kepada pihak berwenang bahwa dirinya diancam oleh seorang penumpang yang mengenakan rompi bom bunuh diri dan memaksanya mendaratkan pesawat di Larnaca.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Siprus mengaku bahwa pihaknya belum bisa mengonfirmasi keberadaan seseorang yang mengenakan rompi bahan peledak. Pembajakan teradi di kawasan informasi penerbangan Siprus.

Pesawat yang dibajak jenis Airbus 320, demikian penjelasan Kementerian Penerbangan Sipil Mesir.

Media milik pemerintah Mesir menyebutkan bahwa pelaku pembajakan bernama Ibrahim Samaha, seorang warga negara Mesir, namun tidak memberikan penjelasan lebih detil soal identitas pelaku.

Para penumpang di dalam pesawat tersebut, termasuk delapan orang berkewarganegaraan Inggris dan 10 warga Amerika Serikat, kata tiga orang narasumber dari pihak keamanan di Bandara Aleksandria.

Israel bergegas menerbangkan sejumlah pesawat tempur di wilayah udaranya sebagai bentuk pencegahan untuk merespons pembajakan, demikian pernyataan dari sumber di militer Israel.

Industri pariwisata yang berperan vital bagi perekonomian Mesir telah terpukul oleh kecelakaan pesawat penumpang Rusia di Sinai pada bulan Oktober tahun lalu.

Presiden Abdel Fattah Al Sisi menyatakan bahwa pesawat tersebut ditembak jatuh oleh serangan teroris. Kelompok garis keras ISIS mengaku memasang bom di dalam pesawat, menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 224 orang.

Aktivitas milisi di Siprus dalam beberapa dasawarsa tidak banyak, meskipun wilayahnya dekat dengan Timur Tengah.

Kegagalan upaya Mesir memberikan komando untuk menggempur pembajakan pesawat di Bandara Larnaca menyebabkan kekacauan hubungan diplomatik antara Siprus dan Mesir pada 1978.

Pada 1988, pesawat Kuwait yang dibajak dalam perjalanan dari Bangkok menuju Kuwait, setelah 16 hari pengepungan di Larnaca, dua orang sandera tewas.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016