Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah petani di Gorontalo, mengaku khawatir karena harga komoditas jagung terus turun hingga menjadi Rp2.950 per kilogram.

"Harga jagung sekitar Rp2.950 per kg dengan kadar air 17 persen, memang rendah dan tidak seimbang dengan biaya produksi. Padahal sebelumnya sempat naik Rp3.200 hingga Rp3.500 per kg," kata Gani, salah satu petani di Kota Gorontalo, Sabtu.

Pria tersebut berharap pemerintah daerah membantu petani jagung di daerah, untuk melobi semua perusahaan untuk menaikkan harga beli, guna menopang perekonomian petani itu sendiri.

Faktor cuaca juga turut mempengaruhi hasil panen di daerah itu, sehingga petani kurang optimal mendapatkan panen yang maksimal.

"Seringkali banjir terjadi di daerah kami, sehingga kualitas jagung yang kami panen tidak optimal. Membuat harga jual menurun," ujar Fendy, petani lainnya di Kabupaten Gorontalo Utara.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Sinar Unichen Indonesia Hariono Tan, salah satu investor di Gorontalo, meminta pemerintah daerah setempat untuk membantu petani meningkatkan produksi jagung.

Menurut investor tersebut, perusahaannya masih mengimpor jagung dari Argentina sebesar 1.700 ton per bulan untuk pakan ternak.

"Kalau Gorontalo meningkatkan produksi jagungnya, pasti kami tampung karena sudah punya cabang di Gorontalo yakni PT Sinar Pangan Abadi, tentunya dengan harga yang layak atau memadai," ujarnya.

Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, mengatakan, saat ini Provinsi Gorontalo berupaya meningkatkan produksi jagung dengan berbagai cara, salah satunya yakni menetapkan standarisasi harga untuk komodi itu.
"Yang paling penting adalah petani sejahtera, kalau hidup mereka lebih baik maka akan terus menambah produksi jagung," katanya.

Pewarta: Oleh Hence Paat

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2013