Petani di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo menanam 100 ribu bibit cabai rawit yang dilakukan secara swadaya baik perorangan maupun kelompok, termasuk oleh kelompok tani perempuan.

"Luar biasa, para petani di Desa Bualemo, Kecamatan Kwandang membuktikan mampu secara swadaya menanam cabai rawit di lahan perbukitan maupun hamparan rata yang sangat luas. Kami mengunjungi lokasi tersebut untuk mendukung usaha pertanian hortikultura yang dilakoni para petani di daerah ini," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura Gorontalo Utara Asrin Menu, di Gorontalo, Jumat.

Ia memantau langsung keberhasilan tersebut. Para petani berhasil menanam cabai rawit atau yang biasa disebut dengan nama lokal 'Malita' yang merupakan salah satu komoditas sangat mempengaruhi inflasi baik secara lokal maupun nasional.

Saat ini harga cabai rawit berkisar Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram. Harga yang tergolong sangat murah, namun pada momen tertentu dapat naik signifikan bahkan mencapai Rp150 ribu per kilogram, seperti menghadapi hari besar keagamaan.

Menurutnya, menanam cabai perlu perencanaan yang baik agar berkelanjutan, sehingga musim panen pun dapat berlangsung terus-menerus.

"Alhamdulillah di Desa Bualemo ini, petani bisa memanfaatkan lahan yang tersedia. Bahkan mampu menanam hingga 100 ribu bibit pohon dalam sekali tanam. Mudah-mudahan ini menjadi komoditas penunjang yang bisa menstabilkan harga cabai khususnya jelang bulan puasa Ramadhan nanti," katanya lagi.

Ia menambahkan untuk musim tanam tahun 2023 lalu, melalui program 'Kampung Cabe' bersumber dari APBN, daerah itu berhasil menanam di dua kecamatan, yaitu 10 hektare di Kecamatan Tolinggula dan 10 hektare di Kecamatan Gentuma. Saat ini di dua wilayah tersebut sementara dalam tahap panen.

"Kita berharap hasil panennya melimpah dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dalam mendukung program keberlangsungan menanam 'Malita' di daerah ini," kata Asrin.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024