Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meyakini minyak makan merah akan membawa dan meningkatkan kesejahteraan bagi para petani sawit.
Hal tersebut diungkapkan Teten saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah Koperasi Unit Desa (KUD) Sejahtera di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat.
“Kalau bisa petani mendapat nilai tambah dari kebun sawitnya, bukan hanya dijual TBS (tandan buah segar), tetapi bisa diolah,” katanya dikutip dari siaran pers kementerian.
Teten menjamin keamanan minyak makan merah yang memiliki warna khas yang mencolok. Warna inilah yang menjadi ciri khas yang membedakannya dari minyak goreng biasa.
Namun, persyaratan pasar Eropa yang mengharuskan minyak goreng berwarna bening membuat komponen berharga seperti vitamin yang terkandung dalam minyak merah harus dibuang percuma.
“Saya sudah coba beberapa kali minyak makan merah dengan para chef profesional. Mereka uji … Mereka coba sampai deep frying dan rasa tidak berubah serta gizinya tinggi,” ujarnya.
Teten bahkan mengaku mendapatkan testimoni di hilir yang mengatakan bahwa minyak makan merah jangan dijual murah, karena bisa menjadi produk premium.
Menurut Teten, seribu hektare lahan yang dibangun pabrik minyak makan merah dapat menghasilkan 7,5 ton minyak per hari. Jumlah tersebut dikatakan cukup untuk diserap masyarakat di dua kecamatan sekitar.
Adapun pembangunan pabrik minyak makan merah di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas lahan 3.018 hektare dengan rencana kapasitas produksi minyak makan merah mencapai 0,5 ton per jam.
Target pemasaran minyak makan merah di pabrik minyak makan merah ini sendiri untuk 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin.
“Mudah mudahan pembangunan tidak tersendat karena kehadiran minyak makan merah ini sudah ditunggu oleh para importir, jaringan restoran dan lain sebagainya,” ujar dia.
Di tempat yang sama, Pj. Bupati Musi Banyuasin Sandi Fahlepi mengatakan sektor utama perekonomian di daerahnya adalah pertanian, khususnya perkebunan. Saat ini, kelapa sawit mendominasi lahan perkebunan, diikuti oleh karet, kelapa, dan getah gambir.
Dia menegaskan, koperasi memiliki peran penting untuk pembangunan pabrik minyak makan merah dan mampu memberikan manfaat lebih pada petani yang biasanya hanya menjual TBS.
Ketua KUD Sejahtera, Muhammad Tamrin, menambahkan KUD Sejahtera sudah dibangun sejak 1984 dan hingga kini memiliki 2.206 hektare lahan dengan anggota 1.536 orang. Aset dari KUD Sejahtera sendiri mencapai lebih dari Rp110 miliar.
“Pembangunan pabrik CPO kami baru mencapai 46 persen. Nantinya pabrik tersebut akan terintegrasi dengan pabrik minyak makan merah,” kata Tamrin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkop UKM yakin minyak makan merah sejahterakan petani sawit
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
Hal tersebut diungkapkan Teten saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah Koperasi Unit Desa (KUD) Sejahtera di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat.
“Kalau bisa petani mendapat nilai tambah dari kebun sawitnya, bukan hanya dijual TBS (tandan buah segar), tetapi bisa diolah,” katanya dikutip dari siaran pers kementerian.
Teten menjamin keamanan minyak makan merah yang memiliki warna khas yang mencolok. Warna inilah yang menjadi ciri khas yang membedakannya dari minyak goreng biasa.
Namun, persyaratan pasar Eropa yang mengharuskan minyak goreng berwarna bening membuat komponen berharga seperti vitamin yang terkandung dalam minyak merah harus dibuang percuma.
“Saya sudah coba beberapa kali minyak makan merah dengan para chef profesional. Mereka uji … Mereka coba sampai deep frying dan rasa tidak berubah serta gizinya tinggi,” ujarnya.
Teten bahkan mengaku mendapatkan testimoni di hilir yang mengatakan bahwa minyak makan merah jangan dijual murah, karena bisa menjadi produk premium.
Menurut Teten, seribu hektare lahan yang dibangun pabrik minyak makan merah dapat menghasilkan 7,5 ton minyak per hari. Jumlah tersebut dikatakan cukup untuk diserap masyarakat di dua kecamatan sekitar.
Adapun pembangunan pabrik minyak makan merah di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas lahan 3.018 hektare dengan rencana kapasitas produksi minyak makan merah mencapai 0,5 ton per jam.
Target pemasaran minyak makan merah di pabrik minyak makan merah ini sendiri untuk 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin.
“Mudah mudahan pembangunan tidak tersendat karena kehadiran minyak makan merah ini sudah ditunggu oleh para importir, jaringan restoran dan lain sebagainya,” ujar dia.
Di tempat yang sama, Pj. Bupati Musi Banyuasin Sandi Fahlepi mengatakan sektor utama perekonomian di daerahnya adalah pertanian, khususnya perkebunan. Saat ini, kelapa sawit mendominasi lahan perkebunan, diikuti oleh karet, kelapa, dan getah gambir.
Dia menegaskan, koperasi memiliki peran penting untuk pembangunan pabrik minyak makan merah dan mampu memberikan manfaat lebih pada petani yang biasanya hanya menjual TBS.
Ketua KUD Sejahtera, Muhammad Tamrin, menambahkan KUD Sejahtera sudah dibangun sejak 1984 dan hingga kini memiliki 2.206 hektare lahan dengan anggota 1.536 orang. Aset dari KUD Sejahtera sendiri mencapai lebih dari Rp110 miliar.
“Pembangunan pabrik CPO kami baru mencapai 46 persen. Nantinya pabrik tersebut akan terintegrasi dengan pabrik minyak makan merah,” kata Tamrin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkop UKM yakin minyak makan merah sejahterakan petani sawit
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024