Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Gorontalo, Suryono memprediksi pertumbuhan ekspor pada triwulan II 2016 tetap mengalami perlambatan, karena belum pulihnya kinerja sektor pertanian.

"Terutama produksi jagung di Gorontalo setelah kekeringan sejak semester II 2015 sampai triwulan I 2016. Ini menjadi faktor turunnya kinerja ekspor luar negeri nanti," katanya di Gorontalo.

Sedangkan dari sisi impor, BI memprediksi akan mengalami peningkatan sejalan dengan dimulainya proyek pemerintah tahun 2016 terutama komoditas aspal, barang dari besi dan baja, serta mesin dan peralatan mekanik.

Dari sisi penawaran, lapangan usaha utama perekonomian Gorontalo seperti usaha pertanian, kehutanan, perikanan, konstruksi, perdagangan, dan usaha administrasi pemerintahan diperkirakan masih akan menjadi penopang ekonomi.

"Lapangan-lapangan usaha ini akan mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan II tahun ini," imbuhnya.

Lapangan usaha pertaian, kehutanan dan perikanan diperkirakan tumbuh terbatas karena mulai masuknya musim tanam pada pertengahan triwulan II dan panen diproyeksikan akan terjadi pada awal triwulan III.

Selain itu, kondisi iklim Gorontalo yang mulai membaik seiring meratanya curah hujan di seluruh wilayah sehingga meningkatkan kinerja pertanian padi sawah.

Namun di sisi lain, potensi resiko fenomena La Nina pada pertengahan tahun 2016 menjadi faktor utama yang perlu diantisipasi.

"La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan di luar ambang batas normal, sehingga mengakibatkan rusaknya padi dan jagung dan produksinya tidak maksimal," jelasnya.

Seperti halnya usaha pertanian, usaha konstruksi juga diprediksi meningkat bersama usaha perdagangan besar dan eceran.

Peningkatan disebabkan oleh lonjakan pada bulan ramadhan, serta adanya pembayaran gaji 13 Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dapat mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga secara umum.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016