Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo terus memperketat wilayah perbatasan dengan melakukan pemeriksa warga yang masuk dari Sulawesi Tengah (Sulteng) pasca-tertembak gembong teroris Santoso Senin (18/7).

Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo AKBP Bagus Santoso, Rabu, mengatakan bahwa Polda Gorontalo terus memperketat wilayah perbatasan Gorontalo-Sulteng, untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris.

"Tidak menutup kemungkinan jika teroris di Poso sudah terdesak akan lari ke luar daerah, makanya Gorontalo akan memperketat dan mempersempit gerakan mereka," kata Bagus.

Dia menjelaskan, sejak dua hari lalu pihak Polda Gorontalo sudah menambah personil anggota polisi yang bertugas di wilayah Perbatasan yakni Popayato Provinsi Gorontalo dan Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.

Dia mengungkapkan, selain mengerahkan unsur sabhara, saat ini juga telah ditambah satu peleton Brimob yang berjumlah 30 orang, yang akan bertugas untuk memeriksa warga yang keluar masuk di wilayah perbatasan.

"Kami tidak ingin ada anggota jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso, masuk melelui perbatasan ke Gorontalo," Kata Bagus.

Sejumlah warga Gorontalo sangat mengapresiasi keberhasilan operasi Tinombala yang berhasil menembak mati pimpinan teroris Santoso, yang sudah beberapa tahun dicari karena terus menerus melakukan teror.

"Syukur Alhamdulillah gembong teroris yang selama ini sulit dideteksi keberadaannya telah berhasil ditembak mati tim yang bergabung dalam operasi Tinombalo," Kata Efendi salah seorang tokoh masyarakat di Gorontalo.

Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar segera melapor ke petugas ataupun pemerintah setempat, jika ada orang yang dicurigai dan baru masuk ke wilayahnya, jangan sampai kecolongan dan tetap terus waspada.

Pewarta: MF Said

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016