IT Project Manager Bank Negara Indonesia (BNI), Bagus Chandra Wibawa, menilai bahwa integrasi kecerdasan artifisial (AI) di perusahaan bukan hanya soal teknologi, tetapi juga merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang.
"AI dapat mempercepat proses dan memberikan solusi yang lebih cepat serta akurat di berbagai sektor seperti perbankan. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan SDM dan keselarasan visi perusahaan," ucap Bagus dalam rilis pers yang diterima, Minggu.
Hal itu dikatakannya dalam diskusi panel “AI Dalam 3 Babak: Dari Eksperimen ke Transformasi Industri dengan Next Gen AI", di Auditorium MRPQ Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Sabtu (26/10).
Pada kesempatan tersebut, Bagus juga menekankan bahwa salah satu tantangan utama dalam penerapan AI adalah mencari talenta yang tidak hanya memahami teori tetapi juga memiliki kemampuan menerapkan teknologi ini dalam proyek nyata
Menurutnya, AI, khususnya Next Gen AI, membutuhkan kombinasi keterampilan teknis dan pemahaman bisnis.
Sebagai alumni Teknik Elektro UI, Chandra menyatakan pentingnya kolaborasi antara industri dan kampus untuk menjembatani kesenjangan talenta.
"Kolaborasi ini penting untuk memastikan lulusan siap menghadapi tantangan teknologi dan AI di masa depan," kata dia.
Berkaitan dengan hal tersebut, CEO IYKRA Fajar Jaman menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen memfasilitasi transformasi digital di perusahaan-perusahaan Indonesia melalui penerapan teknologi kecerdasan buatan dengan kerangka kerja Next Gen AI.
Kerangka ini mencakup tiga langkah utama, yaitu eksplorasi untuk mengidentifikasi peluang efisiensi, desain solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, serta implementasi AI secara menyeluruh.
Dengan pendekatan ini, kata dia, perusahaan dapat mengoptimalkan operasional, memperkuat analisis data, dan meningkatkan ketajaman pengambilan keputusan.
"Selain membantu perusahaan berinovasi dengan Next Gen AI, kami juga berfokus pada pengembangan talenta teknologi muda melalui program bootcamp AI Engineering Fellowship," ujar dia.
Fajar mengatakan program tersebut dirancang untuk membekali generasi muda Indonesia dengan keterampilan AI terbaru agar siap menghadapi akselerasi teknologi.
Menurutnya, transformasi teknologi yang cepat harus diimbangi dengan kesiapan industri dan SDM agar tetap relevan dan kompetitif di era digital.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Adopsi AI di perusahaan dinilai jadi strategi bisnis jangka panjang
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
"AI dapat mempercepat proses dan memberikan solusi yang lebih cepat serta akurat di berbagai sektor seperti perbankan. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan SDM dan keselarasan visi perusahaan," ucap Bagus dalam rilis pers yang diterima, Minggu.
Hal itu dikatakannya dalam diskusi panel “AI Dalam 3 Babak: Dari Eksperimen ke Transformasi Industri dengan Next Gen AI", di Auditorium MRPQ Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Sabtu (26/10).
Pada kesempatan tersebut, Bagus juga menekankan bahwa salah satu tantangan utama dalam penerapan AI adalah mencari talenta yang tidak hanya memahami teori tetapi juga memiliki kemampuan menerapkan teknologi ini dalam proyek nyata
Menurutnya, AI, khususnya Next Gen AI, membutuhkan kombinasi keterampilan teknis dan pemahaman bisnis.
Sebagai alumni Teknik Elektro UI, Chandra menyatakan pentingnya kolaborasi antara industri dan kampus untuk menjembatani kesenjangan talenta.
"Kolaborasi ini penting untuk memastikan lulusan siap menghadapi tantangan teknologi dan AI di masa depan," kata dia.
Berkaitan dengan hal tersebut, CEO IYKRA Fajar Jaman menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen memfasilitasi transformasi digital di perusahaan-perusahaan Indonesia melalui penerapan teknologi kecerdasan buatan dengan kerangka kerja Next Gen AI.
Kerangka ini mencakup tiga langkah utama, yaitu eksplorasi untuk mengidentifikasi peluang efisiensi, desain solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, serta implementasi AI secara menyeluruh.
Dengan pendekatan ini, kata dia, perusahaan dapat mengoptimalkan operasional, memperkuat analisis data, dan meningkatkan ketajaman pengambilan keputusan.
"Selain membantu perusahaan berinovasi dengan Next Gen AI, kami juga berfokus pada pengembangan talenta teknologi muda melalui program bootcamp AI Engineering Fellowship," ujar dia.
Fajar mengatakan program tersebut dirancang untuk membekali generasi muda Indonesia dengan keterampilan AI terbaru agar siap menghadapi akselerasi teknologi.
Menurutnya, transformasi teknologi yang cepat harus diimbangi dengan kesiapan industri dan SDM agar tetap relevan dan kompetitif di era digital.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Adopsi AI di perusahaan dinilai jadi strategi bisnis jangka panjang
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024