Jakarta, (ANTARAGORONTALO) - Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi yang mantap menjadi calon ketua umum PSSI, menegaskan ingin mengembalikan profesionalisme dan martabat dari organisasi sepak bola nasional Indonesia tersebut kendati dirinya tidak terpilih.

"Mau jadi ketua atau tidak, saya tetap bermain dan mendukung sepak bola. Saya ingin mengembalikan PSSI yang profesional dan bermartabat yang menjadi jiwa ketika dibentuknya pada era tahun 1930-an," kata Edy di Makostrad, Jakarta.

Profesionalisme yang dibutuhkan, jelas Edy, adalah mengembalikan PSSI yang berfokus pada olahraga dengan tidak terintervensi kepentingan lain. Sedangkan martabat berarti memiliki daya juang, kekukuhan hati, rela berkorban dan menjunjung harga diri.

"Karena sepak bola ini butuh kesetiaan serta kemurnian, perlu cinta dan kasih tidak bisa diganggu oleh hal-hal yang negatif yang tujuannya menghancurkan sepak bola termasuk mafia-mafia itu," ujar Edy.

Ketika ditanya apakah jika dirinya tepilih sebagai ketua umum PSSI, akan tetap bekerjasama dengan kepengurusan yang berasal dari rezim-rezim sebelumnya, Edy mengatakan dirinya akan bekerja dengan siapapun yang mau untuk mengikuti "rel" yang dipersiapkan.

"Saya tidak peduli pada rezim apapun, tidak jadi persoalan, masa lalu haruslah jadi pelajaran, namun jika tidak mengikuti 'rel' yang kita siapkan untuk mengembalikan profesionalisme dan martabat PSSI, siapapun harus angkat kaki," ucap Edy
   
PSSI belum mengumumkan secara resmi nama calon ketua umum yang baru untuk periode 2016-2020. Kongres PSSI sendiri baru akan digelar 17 Oktober mendatang di Makassar, Sulawesi Selatan.

Edy menjadi salah satu calon kuat untuk menjadi ketua umum PSSI yang baru. Kelompok-85 yang kini menurut dia memiliki anggota sejumlah 106 memiliki hak suara dalam kongres pun diklaim mendukung sosok berusia 55 tahun ini.

Edy diketahui merupakan ketua dari salah satu kontestan Indonesia Soccer Championship yakni PS TNI.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016