Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meminta generasi muda untuk dapat menjaga critical thinking atau kemampuan berpikir kritis agar bisa memanfaatkan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) dengan optimal dan bertanggung jawab.

Kemampuan berpikir kritis dinilai Meutya sebagai modal paling penting dalam memanfaatkan AI karena pada dasarnya pemanfaatan paling sederhana dari AI sebagai solusi ialah dengan memiliki kebiasaan untuk mempertanyakan sesuatu yang hanya bisa muncul dari pemikiran-pemikiran kritis.

"Teknologi bisa membantu kita dengan akal, dengan hati, dan dengan imajinasi. Ini (AI) tidak punya imajinasi, kreativitas seperti di akal manusia. Ini yang jadi pembeda kita dengan kecerdasan artifisial dan harus kita jaga betul. Ketika kita kehilangan creative thinking, critical thinking, kita akan kalah," kata Meutya saat menyampaikan pidato di hadapan mahasiswa Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Rabu.

Meutya mengibaratkan hubungan manusia dan AI seperti pilot dan co-pilot yang bekerja dan memiliki peranan masing-masing yang tidak bisa diganggu gugat.

Manusia disebutnya sebagai pilot, sementara AI adalah co-pilot yang menjadi asisten teknologi untuk membantu manusia menjawab pertanyaan dan mencarikan solusi dengan lebih mudah dengan modal konektivitas digital dan pemikiran kritis.

"Artificial intelligence adalah co-pilot kita, yang paling paham, yang tinggal kita tanya saya harus gimana dia bisa jawab. sekarang mungkin jawabnya belum sepenuhnya benar tapi dengan kemajuan teknologi AI akan semakin pintar, kita akan semakin mudah kalau kita bisa memanfaatkannya," katanya.

Maka dari itu, Meutya berpesan agar generasi muda harus bisa mengasah terus kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya sehingga nantinya pemanfaatan AI bisa semaksimal mungkin dilakukan secara etis dan bijak.

Sebelumnya, membahas pemanfaatan AI agar optimal, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan pihaknya tengah menyiapkan program literasi digital dapat ditingkatkan levelnya untuk membahas pengenalan lebih mendalam terkait deep tech atau inovasi teknologi tinggi seperti Artificial Intelligence (AI).

Peningkatan kurikulum program literasi digital tersebut diperlukan karena saat ini deep technology seperti AI sudah berkembang dengan pesat dan adopsinya masif di berbagai sektor, sehingga masyarakat harus benar-benar memahami teknologi tersebut sebelum digunakan meluas.

"Kita berkomitmen untuk memberikan peningkatan kualitas dari program literasi digital ini, antara lain mengenalkan pada masyarakat tentang deep teknologi seperti artificial intelligence, baik dimensi etisnya, juga bagaimana mengenal artificial intelligence ini dari sudut teknikal dalam artian mengerti bagaimana cara kerja sebuah kecerdasan buatan," kata Nezar di Yogyakarta, Selasa (10/12).


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkomdigi minta generasi muda jaga "critical thinking" manfaatkan AI

Pewarta: Livia Kristianti

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024