Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis
mengungkapkan ada beberapa catatan penting selama penyelenggaraan Haji
2016, utamanya soal kebersihan pemondokan dan petugas keamanan. Berikut
daftar evaluasi yang mesti segera diperbaiki:
1. jarak antar-perumahan
Masalah perumahan jemaah dinilai masih terlalu jauh, karena jarak antar-rumah sekitar 4,5 kilo meter. Apalagi, menurut Iskan tak ada pedagang yang menyediakan logistik bagi jemaah di dekat perumahan tersebut. Akibatnya jemaah haji Indonesia harus selalu menyetok makanan.
“Mereka sudah stok makanan sebelum ke rumah. Yang jualan juga tidak ada di daerah situ, karena dianggap lokasinya terlalu ke pinggir dan memang bukan daerah ramai,†kata Iskan, usai mengikuti rapat dengan Dirjen Pendidikan Islam, Kemenag, Rabu (28/9).
Perumahan tersebut berbentuk apartemen yang lokasinya jauh dari keramaian.
2. transportasi buruk
Masalah lain yang dikemukakan anggota F-PKS tersebut adalah soal transportasi. Mobil jemputan jemaah Indonesia disatukan dengan jemaah dari negara lain.
"Tubuh orang Indonesia umumnya kecil-kecil, sehingga bila berebut jemputan selalu kalah dengan jemaah asal Turki yang bertubuh besar. Petugas keamanan dari TNI/Polri juga perlu ditambah, agar bisa maksimal membantu jemaah. Bahkan seharusnya ada penambahan dua kali lipat dari jumlah yang ada sekarang," katanya.
3. kebersihan tenda
kemenag.go.id/foto: mch
Catatan evaluasi lain menurut Iskan adalah tenda jemaah banyak yang kotor. Usia tenda ada yang sudah 15 tahun.
“Selain kotor juga sudah tidak efektif, karena tidak bisa menahan panas lagi. Itu, kan, sangat membahayakan jemaah haji,†katanya. "Sampah berserakan di mana-mana. Untuk soal ini, Kemenag mesti berkoordinasi dengan maktab. Berbeda dengan lokasi jemaah haji Malaysia yang terlihat bersih," katanya.
4. sanitasi buruk
kemenag.go.id/foto: mch
Masalah sanitasi tak lepas dari catatan kritis Iskan. Misalnya, soal penyediaan WC yang terbatas. Hal itu membuat jemaah kesulitan mencari WC terdekat bila ada kebutuhan buang air.
5. catering tak rata
Penyediaan catering tidak sama di setiap kota. Bila di Arafah dan Mina cukup bagus, maka di Mekah hanya disediakan nasi box. Tidak ada penyajian ala prasmanan.
"Kelemahan penyajian dengan nasi box, tambah Iskan, bila ada yang ingin tambah makan tentu tidak bisa," kata Iskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
1. jarak antar-perumahan
Masalah perumahan jemaah dinilai masih terlalu jauh, karena jarak antar-rumah sekitar 4,5 kilo meter. Apalagi, menurut Iskan tak ada pedagang yang menyediakan logistik bagi jemaah di dekat perumahan tersebut. Akibatnya jemaah haji Indonesia harus selalu menyetok makanan.
“Mereka sudah stok makanan sebelum ke rumah. Yang jualan juga tidak ada di daerah situ, karena dianggap lokasinya terlalu ke pinggir dan memang bukan daerah ramai,†kata Iskan, usai mengikuti rapat dengan Dirjen Pendidikan Islam, Kemenag, Rabu (28/9).
Perumahan tersebut berbentuk apartemen yang lokasinya jauh dari keramaian.
2. transportasi buruk
Masalah lain yang dikemukakan anggota F-PKS tersebut adalah soal transportasi. Mobil jemputan jemaah Indonesia disatukan dengan jemaah dari negara lain.
"Tubuh orang Indonesia umumnya kecil-kecil, sehingga bila berebut jemputan selalu kalah dengan jemaah asal Turki yang bertubuh besar. Petugas keamanan dari TNI/Polri juga perlu ditambah, agar bisa maksimal membantu jemaah. Bahkan seharusnya ada penambahan dua kali lipat dari jumlah yang ada sekarang," katanya.
3. kebersihan tenda
kemenag.go.id/foto: mch
Catatan evaluasi lain menurut Iskan adalah tenda jemaah banyak yang kotor. Usia tenda ada yang sudah 15 tahun.
“Selain kotor juga sudah tidak efektif, karena tidak bisa menahan panas lagi. Itu, kan, sangat membahayakan jemaah haji,†katanya. "Sampah berserakan di mana-mana. Untuk soal ini, Kemenag mesti berkoordinasi dengan maktab. Berbeda dengan lokasi jemaah haji Malaysia yang terlihat bersih," katanya.
4. sanitasi buruk
kemenag.go.id/foto: mch
Masalah sanitasi tak lepas dari catatan kritis Iskan. Misalnya, soal penyediaan WC yang terbatas. Hal itu membuat jemaah kesulitan mencari WC terdekat bila ada kebutuhan buang air.
5. catering tak rata
Penyediaan catering tidak sama di setiap kota. Bila di Arafah dan Mina cukup bagus, maka di Mekah hanya disediakan nasi box. Tidak ada penyajian ala prasmanan.
"Kelemahan penyajian dengan nasi box, tambah Iskan, bila ada yang ingin tambah makan tentu tidak bisa," kata Iskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016