Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Gorontalo Fathuri mengatakan pihaknya mencatat sejumlah wilayah seperti Limboto, Limboto Barat, Tolangohula, Tibawa, Sumalata, Anggrek, dan Kwandang mengalami hujan ekstrim dengan curah hujan di atas 100 milimeter.

"Hujan ekstrem tersebut memang berakibat melebihi daya tampung tanah untuk menyerap ai, sehingga menimbulkan limpasan permukaan (run off) yang menyebabkan genangan di permukaan atau banjir," jelasnya di Gorontalo, Kamis.

Menurutnya, hujan lebat yang terjadi sejak Selasa (25/10), diakibatkan oleh kondisi atmosfer yang labil pada hampir seluruh wilayah Sulawesi dimana kandungan uap air cukup tinggi.

"Hujan di hulu sungai pun menyebabkan kenaikan permukaan air sungai, yang bisa melimpas ke daerah hilir walaupun di sana sudah reda hujannya," kata Fathuri.

Curah hujan tinggi, lanjutnya, jika jatuh di daerah yang mempunyai kemiringan tanah (slope) tinggi atau daerah perbukitan bisa menimbulkan efek pergerakan tanah yakni longsor.

Banjir bandang terjadi di Provinsi Gorontalo meliputi lima kabupaten/kota, yakni Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, Gorontalo Utara, Boalemo dan Bone Bolango.

Kecamatan Bilato Kabupaten Gorontalo menjadi daerah yang paling parah terendam banjir bandang yang melanda sejumlah daerah di wilayah tersebut sejak Selasa (25/10) dengan ketinggian air mencapai dua meter di beberapa lokasi.

Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo di Gorontalo, Kamis, mengatakan kondisi terakhir dari sepuluh kecamatan yang dilanda banjir menunjukkan Kecamatan Bilato menjadi lokasi yang paling parah dan masih tergenang banjir.*

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016