Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Provinsi Gorontalo terus
memacu pembangunan jalan "Gorontalo Outer Ring Road" (GORR), dengan
merampungkan penyelesaian dua segmen pembangunan yang melintasi dua
kabupaten dan satu kota, dari total tiga segmen dengan panjang 45
kilometer.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Gorontalo Budiyanto Sidiki menjelaskan, GORR ini akan menghubungkan Bandara Djalaluddin di Kabupaten Gorontalo dengan pelabuhan penyeberangan di Kota Gorontalo, namun pemerintah berupaya tahun ini sudah bisa digunakan minimal menghubungkan beberapa titik lokasi saja.
"Memang masih ada beberapa titik yang belum terhubung, namun pemerintah berupaya tahun ini bisa selesai, sehingga sudah bisa digunakan meski belum mencapai 45 km," kata Budiyanto, Jumat.
Pembangunan GORR memang sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di pemerintahan Presiden Jokowi-JK, sehingga pemerintah provinsi terus berupaya pekerjaan jalan ini bisa selesai di masa pemerintahan ini.
"Kita berharap 45 KM ini bisa cepat selesai, terutama persoalan pembebasan lahan warga," ujarnya.
Menurutnya, pembebasan lahan ini memang tidak selalu berjalan mulus, terutama dalam hal proses pembebasan lahan milik warga.
Untuk segmen 1 dengan panjang jalan yang akan dikerjakan kurang lebih 15,7 km dan segmen 2 sekitar 14 km berada di Kabupaten Gorontalo, sementara untuk Segmen 3 masuk Kabupaten Bone Bolango dan sebagian Kota Gorontalo dengan panjang jalan 15,5 km.
Sementara itu, data dari satuan kerja Pelaksana Jalan Nasional (PJN) wilayah Gorontalo, tahun 2014 pemerintah telah mengawali pembangunan pada segmen 2, tahun 2015 pekerjaanya masuk segmen 1 dan tahun 2016, pemerintah telah menyelesaikan pekerjaan pada segmen 1 sepanjang 9 km.
Untuk tahun 2017, pemerintah akan menyelesaikan sisa pembebasan lahan baik di segmen 1 dan segmen 2, hanya pada titik-titik tertentu.
Dari segi pemanfaatan sendiri, Pemprov Gorontalo, telah membuat grand desain GORR yang melintasi tiga daerah, dan masuk dalam rencana tata ruang tata wilayah (RTRW) provinsi dan kabupaten/kota, untuk mengatasi kemacetan kota Gorontalo.
Selain menjadi jalur alternatif kemacetan ibu kota, jalan ini diharapkan menghubungkan arus barang dan jasa udara-laut serta mempermudah akses jalan trans Sulawesi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Gorontalo Budiyanto Sidiki menjelaskan, GORR ini akan menghubungkan Bandara Djalaluddin di Kabupaten Gorontalo dengan pelabuhan penyeberangan di Kota Gorontalo, namun pemerintah berupaya tahun ini sudah bisa digunakan minimal menghubungkan beberapa titik lokasi saja.
"Memang masih ada beberapa titik yang belum terhubung, namun pemerintah berupaya tahun ini bisa selesai, sehingga sudah bisa digunakan meski belum mencapai 45 km," kata Budiyanto, Jumat.
Pembangunan GORR memang sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di pemerintahan Presiden Jokowi-JK, sehingga pemerintah provinsi terus berupaya pekerjaan jalan ini bisa selesai di masa pemerintahan ini.
"Kita berharap 45 KM ini bisa cepat selesai, terutama persoalan pembebasan lahan warga," ujarnya.
Menurutnya, pembebasan lahan ini memang tidak selalu berjalan mulus, terutama dalam hal proses pembebasan lahan milik warga.
Untuk segmen 1 dengan panjang jalan yang akan dikerjakan kurang lebih 15,7 km dan segmen 2 sekitar 14 km berada di Kabupaten Gorontalo, sementara untuk Segmen 3 masuk Kabupaten Bone Bolango dan sebagian Kota Gorontalo dengan panjang jalan 15,5 km.
Sementara itu, data dari satuan kerja Pelaksana Jalan Nasional (PJN) wilayah Gorontalo, tahun 2014 pemerintah telah mengawali pembangunan pada segmen 2, tahun 2015 pekerjaanya masuk segmen 1 dan tahun 2016, pemerintah telah menyelesaikan pekerjaan pada segmen 1 sepanjang 9 km.
Untuk tahun 2017, pemerintah akan menyelesaikan sisa pembebasan lahan baik di segmen 1 dan segmen 2, hanya pada titik-titik tertentu.
Dari segi pemanfaatan sendiri, Pemprov Gorontalo, telah membuat grand desain GORR yang melintasi tiga daerah, dan masuk dalam rencana tata ruang tata wilayah (RTRW) provinsi dan kabupaten/kota, untuk mengatasi kemacetan kota Gorontalo.
Selain menjadi jalur alternatif kemacetan ibu kota, jalan ini diharapkan menghubungkan arus barang dan jasa udara-laut serta mempermudah akses jalan trans Sulawesi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017