Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Gorontalo akan memantau secara ketat harga minyak goreng curah yang telah dikemas di pasar-pasar tradisional dan modern di wilayah itu.

Menurutnya harga minyak goreng curah di Kota Gorontalo berkisar antara Rp10 ribu hingga Rp10.500 /kilogram, karena para pedagang di Gorontalo tidak menerapkan harga tetap.

Setiap hari antara pukul 10.00 wita sampai pukul 14.00 wita, ada perubahan harga minyak goreng curah di pasar, yang disesuaikan dengan harga kopra di pasar dunia.

"Misalnya hari ini pukul 10.00 wita harga kopra Rp10.500, nanti pukul 14.00 dicek lagi apa harga kopra dunia naik atau tidak. Tapi perubahan harga minyak goreng curah di Gorontalo tidak banyak, biasanya hanya sekitar 75 sampai 100 rupiah," tambahnya.

Meski demikian, kata dia, hal itu tidak memengaruhi daya beli konsumen karena kenaikan harga cenderung kecil.

Ia menjelaskan distributor minyak goreng curah di Gorontalo hanya satu perusahaan yakni PT. Multi Nabati Sulawesi, yang melayani seluruh pedagang tradisional dan modern di daerah itu.

Di sisi lain, peraturan pemerintah terkait dengan kewajiban untuk mengemas minyak goreng curah mulai dipatuhi oleh distributor.

"Ada yang sudah dikemas secara sederhana dengan mencantumkan nama atau merk lokal, namun ada juga pedagang yang masih menjual minyak goreng curah yang tidak dalam kemasan," jelasnya.

Sementara minyak goreng yang diproduksi warga lokal (dikenal dengan sebutan minyak kampung) juga termasuk dalam minyak goreng curah, namun tidak masuk dalam jenis yang harus dikemas.

Alasannya, minyak kampung hanya diproduksi dalam skala rumah tangga, serta produksinya tidak rutin sehingga pedagang tak selalu mendapatkan pasokan.

Pewarta: Debby Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017