Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Tunggul mengatakan pihaknya berupaya mengembangkan batalyon kesehatan yang berada di bawah Korps Marinir.

Hal tersebut sesuai dengan instruksi pemerintah pusat yakni memperbanyak batalyon kesehatan di setiap matra TNI.

"Dengan berkembangnya kekuatan TNI AL dimana dilaksanakan validasi organisasi, tentu berdampak kepada satuan kesehatan maupun batalyon Kesehatan TNI AL yang juga berkembang yakni di bawah Pasmar (Pasukan Marinir)," jelas Tunggul saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Senin.

Menurut Tunggul, memperbanyak batalyon kesehatan berguna untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan bagi para prajurit yang sedang menjalankan operasi.

Selain itu, lanjut dia, batalyon kesehatan juga berguna untuk melayani masyarakat saat TNI menjalani misi kemanusiaan atau operasi militer selain perang (OMSP).

 

Saat ditanya berapa jumlah batalyon kesehatan yang berada di bawah Korps Marinir saat ini, Tunggul tidak menjelaskan secara rinci.

Dia hanya memastikan pengembangan batalyon kesehatan akan berdampak pada penambahan jumlah prajurit dan fasilitas kesehatan untuk mendukung jalannya penugasan.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan TNI menambah batalyon kesehatan untuk memperkuat kemampuan TNI dalam menjalankan operasi-operasi kemanusiaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, mengingat Indonesia harus aktif membantu negara-negara sahabat manakala mereka menghadapi bencana.

"TNI saya perintahkan untuk menambah batalyon-batalyon kesehatan. Batalyon, tim kesehatan, tidak hanya mendukung bencana di wilayah nasional, tetapi seandainya ada (bencana, red.) kemanusiaan yang terjadi, peristiwa di mana-mana, kita juga bisa hadir," kata Presiden Prabowo menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Base Ops Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta (3/11).

Presiden Prabowo mencontohkan saat Indonesia menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh pada tahun 2004, kemudian bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun 2018, negara-negara lain mengirimkan armada dan bantuan logistiknya untuk membantu rakyat Indonesia.

 

"Banyak negara bantu kita (saat Indonesia menghadapi bencana, red.). Jadi, kita juga sebagai bagian dari komunitas dunia, kita harus juga bantu negara-negara (lain yang) dalam kesulitan. Waktu Turki gempa bumi besar, kita juga kirim dua Hercules (berisi bantuan logistik, red.), dan kita siap waktu itu kirim kapal," kata Prabowo.

Presiden melanjutkan selama gencatan senjata diberlakukan di Gaza, Palestina, dokter-dokter Indonesia, yang berasal dari batalyon kesehatan tiga matra TNI, masih bertugas di rumah sakit yang dikelola oleh Uni Emirat Arab di Rafah, Gaza.

Tidak hanya di Rafah, dokter-dokter dari batalyon kesehatan TNI itu juga masih bertugas di kapal rumah sakit terapung yang bersandar di Pelabuhan El Arish, Mesir.

Tim dokter TNI, yang terdiri atas 10 orang, masuk wilayah Gaza sejak September 2024, dan mereka bertugas selama kurang lebih sebulan untuk kemudian dirotasi dengan tim kesehatan TNI lainnya yang berada di RS terapung El Arish, Mesir.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TNI AL kembangkan batalyon kesehatan di bawah Korps Marinir

Pewarta: Walda Marison

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2025