Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Salah satu syarat pemberian dana akomodasi untuk atlet pemusatan pelatihan nasional yang mengikuti SEA Games 2017 di bawah pembinaan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas adalah memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP).

"Akomodasi dapat diberikan bilamana tempatnya memenuhi standar, ada NPWP. Sedangkan sahabat kita Eki Febri tinggal di rumah. Akomodasi tidak bisa diberikan seperti itu," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi setelah jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Menpora mengatakan keterlambatan pencairan dana akomodasi dan honor atlet pelatnas dilatarbelakangi langkah Kemenpora untuk berhati-hati dalam memenuhi administrasi keuangan negara.

"Selama pembiayaan itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, siapa pun harus tertib administrasi termasuk sahabat atlet atletik kita Eki Febri. Dia juga harus memenuhi ketentuan yang berlaku," ujar Menpora.

Menpora mengaku seringkali mendapatkan masukan terkait kehati-hatian dalam pendanaan olahraga oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Kejaksaan RI, Kepolisian RI, Badan Pemeriksa Keuangan, serta Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Kami akan meminta para pemangku kepentingan olahraga untuk fokus mengawal secara detail dan bertanggung jawab atas kewajiban masing-masing," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Menpora mengatakan akan bertanggung jawab kepada Presiden RI terkait prestasi kontingen Indonesia dalam SEA Games 2017 yang tidak memenuhi target 55 medali emas.

"Selain memohon maaf, kami akan melakukan langkah besar dan harus bekerja sama satu sama lain karena olahraga ini adalah soal harga diri bangsa," kata Menpora yang juga mengucapkan terima kasih kepada para atlet, pelatih, manajer, dan ofisial kontingen Indonesia dalam SEA Games 2017.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Tigor M. Tanjung mengatakan tim atletik Indonesia mempersiapkan keikutsertaan dalam SEA Games 2017 dalam suasana kurang kondusif akibat lokasi latihan yang terpencar.

"Atlet-atlet kami meninggalkan Stadion Madya dan tidak ada yang memikirkan lokasi pengganti. Kami bahkan terancam tidak dapat kembali ke Stadion Madya karena pengelola komplek Gelora Bung Karno dituntut untuk menghasilkan keuntungan," kata Tigor.

PASI, lanjut Tigor, bersyukur atlet-atlet senior atletik Indonesia seperti Agus Prayogo, Triyaningsih dan Hendro tetap dapat merebut medali emas selain atlet-atlet muda seperti Hafis, Suwandi, dan Emilia Nova yang meraih medali perak sekaligus memecahkan rekor nasional.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017