Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan November 2017, terjadi deflasi di daerah perdesaan Provinsi Gorontalo sebesar 0,11 persen.

Kepala BPS Provinsi Gorontalo Eko Marsoro di Gorontalo, Senin, mengatakan deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada tiga kelompok pengeluaran rumah tangga.

Yaitu pada kelompok bahan makanan sebesar 0,26 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,01 persen, dan kelompok perumahan sebesar 0,03 persen.

Sementara kelompok pengeluaran sandang naik 0,15 persen, kesehatan naik 0,02 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,27 persen, dan trasportasi dan komunikasi 0,44 persen.

"Dari kawasan timur Indonesia terjadi deflasi perdesaan di tujuh provinsi," ungkap Eko.

Deflasi tertinggi yakni Provinsi Maluku Utara sebesar 0,58 persen, diikuti oleh Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 0,38 persen, kemudian Provinsi Maluku sebesar 0,37 persen.

Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,37 persen, Provinsi Sulawesi Barat 0,30 persen, Provinsi Papua Barat sebesar 0,27 persen, dan Provinsi Gorontalo sebesar 0,11 persen.

"Provinsi yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,30 persen, diikuti Provinsi Papua sebesar 0,18 persen, dan Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 0,01 persen," kata dia, lagi.

Sedangkan Nilai Tukar Petani (NTP) Gorontalo pada bulan November 2017 tercatat sebesar 106,50 atau mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen bila dibandingkan bulan Oktober 2017 yang tercatat sebesar 106,23.

NTP subsektor tercatat sebesar 111,97 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P), 112,26 untuk subsektor hortikultura (NTP-H), 103,70 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-R), 99,99 untuk subsektor peternakan (NTP-T) dan 100,87 untuk subsektor perikanan (NTN).

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017