Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Pemerhati lingkungan Rosyid Azhar, Senin, mengungkapkan perburuan burung di Danau Limboto belum mendapatkan penanganan serius dari berbagai pihak terkait.

"Sampai saat ini perburuan terus terjadi. Dari beberapa informasi warga setempat, yang berburu adalah pengunjung dari luar dan telah dilengkapi senapan. Mereka juga tahu tempat-tempat mana yang banyak burungnya," ungkapnya di Gorontalo.

Ia juga mengaku sering bertemu dengan para pemburu burung, saat sedang berada di danau untuk mengabadikan jenis-jenis burung dengan kameranya.

Biasanya, kata dia, pemburu menyasar semua jenis burung baik yang residen maupun spesies bermigrasi di kawasan danau.

Menurutnya perburuan akan berdampak besar pada populasi dan keanekaragaman hayati di Danau Limboto, karena burung memegang peranan penting dalam kelangsungan ekosistem.

"Dari pengamatan saya, kebanyakan orang berburu hanya untuk hobi. Saya menemukan banyak burung yang mati tertembak, hanya terletak begitu saja di tepi danau," tambahnya.

Ia menilai perlu ada edukasi yang lebih gencar dan intensif kepada masyarakat luas, mengenai pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan Danau Limboto sebagai habitatnya.

Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), perkumpulan pegiat lingkungan, mencatat lebih dari 80 jenis burung di Danau Limboto yang terdiri dari residen atau penetap dan migran atau pendatang.

Beberapa jenis yang mudah dijumpai di kawasan danau antara lain kuntul besar, kuntul kecil, mandar besar, blekok, dan trinil.

Danau ini juga menjadi habitat berbagai jenis elang seperti elang tiram (Pandion haliaetus), elang bondol (Haliastur indus), elang paria (Mlvus migrans), elang laut perut putih (Haliaetus leucogaster), elang hitam (Ictinaetus malaiensis) dan elang ular Sulawesi (Spilornis rufipectus).

Sedangkan jenis burung migran yang terpantau ada dan berstatus hampir punah adalah kedidi golgol, kedidi leher merah dan trinil lumpur-Asia.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018