Beirut (Antaranews Gorontalo) - Presiden Amerika Serikat tidak layak menjalankan tugasnya, kata ketua parlemen Iran menyusul keputusan Trump menarik negaranya dari pakta nuklir internasional di Iran.

Tidak hanya Iran yang marah, Eropa juga dibuat marah oleh Trump, selain keputusan itu menaikkan lagi risiko konflik di Timur Tengah dan membuat pasokan minyak dunia tidak menentu.

"Trump tidak memiliki kapasitas mental untuk mengatasi masalah," kata ketua parlemen Iran Ali Larijani dalam pidato di depan parlemen Iran yang disiarkan langsung oleh televisi.

Para anggota parlemen Iran membakar bendera AS dan salinan simbolik pakta nuklir Iran yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) ketika sidang pleno menjelang mulai. Mereka juga meneriakkan kata "Matilah Amerika".

"Langkah Trump meninggalkan pakta nuklir adalah pamer diplomatik. Iran tidak memiliki kewajiban untuk menghormati komitmen-komitmennya dalam situasi seperti ini," kata Larijani. "Sudah jelas Trump hanya memahami bahasa kekuatan."

Jenderal Mohammad Baqeri, kepala staf angkatan bersenjata Iran, menyatakan Iran tidak wajib menandatangani kesepakatan itu.

"Tetapi negara arogan itu (Amerika) bahkan tidak mematuhi tanda tangannya sendiri," kata dia seperti dilaporkan kantor berita IRNA.

Baca juga: Trump putuskan AS tarik diri dari kesepakatan nuklir Iran

Kemarin, Presiden Hassan Rouhani menyatakan Iran akan tetap mematuhi pakta itu meskipun Trump telah mengeluarkan AS dari pakta itu. Pakta nuklir ini dirancang untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir.

"Jika kami mencapai tujuan-tujuan dari kesepakatan itu dengan kerja sama para penandatangan pakta yang lain, maka pakta itu akan tetap berlaku.  Dengan keluar dari kesepakatan ini, Amerika secara resmi merusak komitmennya sendiri terhadap sebuah perjanjian internasional," kata Rouhani.

"Saya memerintahkan kementerian luar negeri untuk berunding dengan negara-negara Eropa, China dan Rusia pada pekan-pekan ke depan. Jika pada akhir priode singkat ini kita menyimpulkan bahwa kita bisa sepenuhnya menarik manfaat dari JCPOA dengan bekerjasama dengan semua negara, maka kesepaktan itu tetap berlaku," kata dia.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyebut pakta nuklir dengan Iran itu belum mati dan menambahkan bahwa Presiden Emmanuel Macron akan segera berbicara dengan Rouhani.

Le Drian mengatakan kontak Macron dengan Rouhani akan disusul dengan pertemuan-pertemuan pekan depan, kemungkinan Senin, yang melibatkan Prancis, Inggris dan Jerman, demikian Reuters.

Baca juga: Saudi dukung keputusan AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran

Pewarta: Antara

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018