Gorontalo, (Antara News) - Masyarakat Fotografi Gorontalo (MFG) mempromosikan tumbilotohe atau malam pasang lampu dengan menyebarluaskan berbagai gambar dan penjelasan mengenai tradisi itu melalui media sosial.

Ketua MFG Andika Habibie, Senin mengatakan, promosi tradisi tumbilotohe tahun ini telah dimulai sejak beberapa hari yang lalu.

"Malam ini hari pertama tumbilotohe tahun 2018. Sebelumnya kita telah membagikan ke berbagai media sosial maupun secara langsung terkait apa itu tumbilotohe, sejarah dan bagaimana memahaminya," jelas Andika.

Ia mengungkapkan, pengenalan kepada khalayak ramai tentang tradisi tua itu dimulai dari tumbilotohe adalah tradisi menyalakan lampu yang dilakukan oleh masyarakat Gorontalo tiga hari jelang Idul Fitri.

"Pada jaman dahulu masyarakat menyalakan Tohetutu yaitu lampu yang terbuat dari daun woka kering yang diisi dengan damar atau getah pohon," kata dia.

Saat dinyalakan, damar yang terbakar mengeluarkan aroma harum dan merupakan hasil kearifan lokal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Namun seiring waktu, tohetutu mulai ditinggalkan karena tidak mudah mencari getah pohon atau damar untuk membuatnya sehingga masyarakat beralih ke minyak tanah pada waktu itu dan berganti ke lampu botol," ujarnya.

Andika menambahkan, penggunaan minyak tanahpun kemudian meredup, dan ini masyarakat mulai beralih ke lampu listrik dan menempatkannya di depan rumah dan jalan-jalan.

Sementara itu, Kabid Humas MFG, Sandy laido menambahkan, tumbilotohe adalah suka cita masyarakat Gorontalo dalam menjalankan syariat Islam dengan berbagi zakat dan menyambut Idul Fitri yang terus terpelihara hingga kini.

"Semoga tradisi ini selalu lestari dan MFG yang telah eksis selama 13 tahun dapat terus memperkenalkan, mengingatkan serta menjadikan bagian dari masyarakat Gorontalo untuk membawa harum nama daerah ini melalui fotografi," katanya.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018