Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Warga yang berada di Parimo, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong hingga Talise, Kota Palu, hingga saat ini masih membutuhkan pasokan makanan, air bersih.

Kemudian juga pasokan energi listrik dinilai cukup penting, karena sudah tiga hari belum ada listrik yang masuk.

Nada, salah satu warga setempat yang diwawancarai wartawan ANTARA Susanti Sako, Minggu, mengaku jika listrik juga menjadi kebutuhan utama bagi warga setempat.

"Saya bersama rekan-rekan keluar dari Kota Palu hanya untuk mencari penjualan bensin, termasuk mencari makanan," ujar Nada yang masih berprofesi mahasiswa ini.

Ia mengakui pascagempa, kondisi tempat tinggal mereka masih gelap gulita jika malam hari.

Sementara itu, pantauan ANTARA, lalu lintas dari Kota Palu ke arah Toboli padat lancar. Umumnya pengendara motor yang pulang ke Kota Palu.

Sementara pantauan dari arah Toboli, kebanyakan warga yang masuk ke Kota Palu, akan menjemput sanak keluarga yang masih bertahan.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan data terbaru jumlah korban meninggal dunia akibat gempa yang disusul tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, menjadi 832 jiwa.

Kepala Pusat Informasi dan Komunikasi BNPB, Sutopo pada konferensi pers di Graha BNPB Jakarta Timur, Minggu menyebutkan korban meninggal dunia di Kota Palu tercatat 821 orang dan di Donggala 11 orang.

Hingga hari ini (Minggu,30/9) pukul 13.00 WIB ada laporan dari PMI Pusat bahwa ada 11 orang meninggal akibat gempa di Kabupaten Donggala, ujarnya.

Ke-821 orang ditemukan meninggal dunia di Palu akibat tertimpa reruntuhan bangunan roboh dan diterjang tsunami.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018