Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Seorang guru di SMA Negeri 1 Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Tri Mastanti selamat dari gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (28/9) petang.

"Saya tiba di Palu pada Jumat (28/9) pagi untuk mengikuti kegiatan dan tinggal di sebuah kamar indekos di perumahan dosen yang berdekatan dengan Universitas Tadulako (Untad). Saat mau bersiap salat magrib tiba-tiba terdengar gemuruh dan terjadi gempa," kata Tri di Gorontalo, Kamis.

Ia menjelaskan, saat gempa terjadi, ia dan mengalami kesulitan untuk keluar dari kamar karena kuatnya gempa yang menyebabkan pintu sulit dibuka.

"Saat kita berhasil keluar dari kamar kos, saya bersama banyak sekali warga langsung berusaha mencari daerah yang lebih tinggi karena mendapat informasi ada tsunami," ucapnya.

Menurutnya, banyak sekali orang yang ingin mencari tempat yang lebih tinggi walaupun jarak pantai dengan tempat ia tinggal cukup berjauhan.

"Situasinya kacau sekali saat semua orang mencari tempat yang tinggi, bahkan truk, mobil dan bus berada di tempat itu. Setelah kita mengungsi di tempat yang lebih tinggi, kami dibantu oleh mahasiswa Fakultas kedokteran Untad untuk turun ke posko mahasiswa dan beristirahat walaupun masih terjadi gempa susulan,` ungkapnya.

Ia mengaku sangat takut saat gempa tersebut terjadi, namun merasa bersyukur karena berkat bantuan Yang Maha Kuasa masih bisa kembali dengan keluarga.

"Kondisi dari tempat kos yang saya tinggali sendiri garasi mobil dan pagar roboh dan dinding retak-retak," kata dia, lagi.

Tri menambahkan, pada hari Minggu ia bergerak menuju Toboli, karena mendapat tumpangan dari orang tua siswa yang bernama Laras, asal Morowali yang tinggal di kamar sebelah indekos.

Dari Toboli, ia dijemput oleh orang tua siswa lainnya bernama Mega Mutia Rahman pemilik kamar indekos yang ditinggali oleh Tri Mastanti hingga ke Gorontalo.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018