Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, dengan inisiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), telah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa Deme II Kecamatan Sulamata Timur.

"Melalui Destana, masyarakat diharapkan dapat mengenali ancaman yang ada di sekitarnya agar bisa mengurangi risiko akibat bencana," ujar Yayan, Kepala Seksi Pencegahan BPBD Gorontalo Utara, di Gorontalo, Senin.

Masyarakat di Desa Deme II pun diharapkan bisa menularkan program-program Destana kepada desa-desa lainnya.

Seperti program gerakan bersih-bersih sungai dan pantai, yang telah menjadi bagian perencanaan penanggulangan bencana Destana.

Yayan memastikan, Destana sudah mengantongi dokumen kajian risiko bencana desa dan rencana kontijensi (Renkon) gempa bumi, serta masyarakatnya telah dilatih menjadi relawan Desa Tangguh Bencana.

Ia menjelaskan, pembentukan Destana, telah diamanatkan dalam Permendes nomor 19 tahun 2017, tentang prioritas penggunaan dana desa dan Permendagri nomor 20 tahun 2018 tentang pengelolaan dana desa.

"Kita menargetkan, minimal 78 desa di kawasan pesisir dapat menjadi Desa Tangguh Bencana, sebagai upaya meminimalisir dampak risiko bencana serta mendorong masyarakatnya untuk memiliki ketangguhan dan kemandirian dalam menghadapi bencana," ujar Yayan.

Melalui pembentukan Destana, masyarakat pun diberikan pemahaman tentang pentingnya deteksi dini bencana, agar mereka tidak mudah percaya dengan isu-isu yang tidak bertanggungjawab tentang adanya bencana.

"Masyarakat Destana diharapkan mampu menangkal isu-isu sesat "hoaks" terkait kejadian bencana yang dapat menimbulkan keresahan dan melumpuhkan aktivitas sosial maupun perekonomian di setiap desa," ujar Yayan. 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018