Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian semakin fokus menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen Muslim dunia pada 2020 dengan berbagai program strategis yang siap dilaksanakan pada 2019.
"Kami akan membentuk dan menginkubasi ekosistem bisnis fesyen Muslim. Kami akan membuat platform berbasis augmented reality dan artificial intelligence," kata Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih pada konperensi pers La Mode Sur La Seine A Paris di Jakarta, Jumat.
Strategi pengembangan industri fesyen Muslim pada 2019 yang digagas antara lain pendampingan dan sertifikasi SKKNI bagi penjahit busana Muslim di Jawa Barat dan Jawa Tengah (150 IKM); bimbingan teknis dan bantuan alat menjahit bagi WUB busana Muslim; dan peningkatan kapasitas bagi IKM yang sudah ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah (50 IKM).
Selain itu, kompetisi modest fashion project (MOFP); link and match desainer dengan industri fesyen Muslim; link and match industri tekstil dengan industri fesyen Muslim dan desainer; fasilitasi pameran dalam negeri dan luar negeri; international Muslim fashion festival; serta implementasi revolusi industri 4.0 bagi industri fesyen Muslim.
"Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi kiblat fesyen Muslim dunia karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, peluang pasar domestik mencapai 20 miliar dolar AS, menguasai 1,9 persen pasar fesyen dunia dengan nilai ekspor 13,29 miliar dolar AS dan termasuk lima besar negara OKI eksportir fesyen Muslim," ujar Gati
Hal ini, menurutnya, menunjukkan bahwa peluang pasar fesyen Muslim global maupun domestik sangat besar dan yang harus diisi oleh industri fesyen Muslim Tanah Air, sehingga dapat meningkatkan kontribusi sektor fesyen Muslim bagi PDB nasional.
Gati mengatakan saat ini Industri fesyen Muslim di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan pertumbuhan rata-rata konsumsi fesyen Indonesia 18,2 persen per tahun.
Satu hal yang membanggakan bagi Indonesia, lanjutnya, adalah peningkatan prestasi Indonesia di dunia internasional yang sangat signifikan.
The State of Global Islamic Economy Report 2017/2018 mencatat Indonesia sebagai runner up negara yang mengembangkan fesyen Muslim terbaik setelah Uni Emirat Arab.
"Padahal pada laporan tahun sebelumnya, Indonesia tidak termasuk dalam 10 besar. Hal ini menunjukkan bahwa selangkah lagi Indonesia dapat berada pada urutan pertama dan menjadi kiblat fesyen Muslim dunia," Jelas Gati.
Selanjutnya Gati menjelaskan bahwa market size fesyen Muslim terbesar adalah negara-negara OKI yaitu mencapai 191 miliar dolar AS, sementara Indonesia baru mengisi 366 juta dolar AS.
"Hal ini menunjukkan bahwa kita harus bekerja keras untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara OKI sehingga paling tidak kita mampu menguasai 30 persennya," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018