Gorontalo, (Antara News) - Puskesmas Ponelo Kepulauan di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, memberdayakan para pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerah itu, untuk menjadi juru pemantau jentik (Jumantik).

"Selain kader kesehatan di setiap dusun, kami sengaja menyertakan para pelajar sebagai Jumantik, sebab mereka dinilai mampu cepat beradaptasi untuk ikut mengkampanyekan pencegahan dini penyakit demam berdarah dengue (DBD)," ujar Uyon Laloda, Koordinator Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Puskesmas Ponelo Kepulauan, di Gorontalo, Senin.?

Seperti yang dilakukan di tiga dusun yang ada di Desa Otiola, dimana seluruh kader kesehatan dan ratusan pelajar SMP, digerakkan ke rumah-rumah penduduk menjadi Jumantik termasuk memberi penyuluhan terkait pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan gerakan 3M plus.

Artinya kata Oyan, selain memantau jentik nyamuk aedes aegypti di setiap rumah, saat berada di rumah masing-masing pun para pelajar itu secara sukarela mau bertanggungjawab menjadi Jumantik.

Sebab peran itu penting dan diharapkan rutin dilakukan setiap hari, untuk mencegah penyakit DBD.

Puskesmas Ponelo membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-6 orang pelajar ditambah 2 orang kader kesehatan di setiap dusun, kemudian mereka turun dari rumah ke rumah untuk mengecek tempat penampungan air maupun wadah-wadah yang potensial tergenangi air bersih.

Termasuk sabut dan tempurung kelapa, serta wadah-wadah bekas seperti ember dan kaleng yang ada di lingkungan rumah penduduk.

Mereka yang diizinkan masuk ke rumah penduduk pun, ikut memantau pakaian yang tergantung di dalam rumah dan disarankan tidak menggantungnya dalam jangka waktu lama, apalagi pakaian berwarna gelap.

Sebelum turun memantau jentik di setiap rumah, para pelajar diberi pelatihan singkat terkait perannya dalam memantau jentik.

"Jika di rumah sendiri, mereka disarankan memantau jentik setiap hari, serta berperan membantu orang tua membersihkan tempat-tempat penampungan air agar tidak menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk aedes," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Ponelo Kepulauan Vemi Khairunnisa Saleh, mengatakan, pihaknya secara cepat menurunkan tim kesehatan khususnya P2P untuk memberikan sosialisasi atau penyuluhan PSN dan gerakan 3M plus, yaitu menutup, menguras dan mengubur.

Serta menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan anti nyamuk, kelambu dan tidak menggantung pakaian di dalam rumah agar tidak ditempati nyamuk.

Harapannya kata Vemi, penyakit DBD dapat dicegah agar tidak terjadi peningkatan kasus.

Tercatat kata ia, kasus DBD di wilayah kepulauan yang memiliki empat desa itu, hanya ada 1 kasus di tahun 2018 dan pada Januari 2019 ini pun baru ada 1 kasus di Desa Malambe, dari empat desa yang ada.

"Kami akan intensif melakukan penyuluhan, agar pencegahannya efektif membebaskan masyarakat dari penyakit DBD," ujarnya.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019