Sejumlah pedagang musiman mulai ramai menjual botol lampu yang akan digunakan  masyarakat Gorontalo untuk menyemarakkan tradisi "tumbilotohe" atau malam pasang lampu tiga hari menjelang Idul Fitri 1440 Hijriah.

Tumbilotohe merupakan sebuah tradisi turun temurun yang setiap tahunnya diselenggarakan oleh masyarakat Gorontalo dengan menggunakan lampu botol bekas minuman hingga kaleng bekas yang diisi dengan minyak tanah serta minyak kelapa, atau pada malam sebagai bahan bakar untuk menyalakan lampu tersebut.

Hal itulah yang membuat salah seorang pedagang botol, Zenab, mulai berjualan botol sejak hari ke 15 puasa berjalan.
(Foto ist)z

"Saya menjual macam-macam mulai dari botol tumbilotohe lengkap, hingga sumbu sekalian penutup botol, ataupun hanya sumbu dan penyanggahnya saja," ungkapnya.

Ia menghargai Rp5.000/4 botolnya lengkap dengan penutup serta penyanggah, Rp8.000 untuk sumbu sekalian penutup botol, dan Rp5.000 untuk sumbu dan penyanggah.

"Sejauh ini yang paling banyak membeli itu bisa hingga 20 botol setiap orangnya," ujarnya.

Sementara pedagang lainnya, Ance Dama, menambahkan bahwa pada tahun ini dirinya menyiapkan hingga tiga karung botol lampu untuk dijual.

"Saya mengambilnya dari pengepul sudah dalam keadaan bersih semuanya, dalam satu karung itu berisi 150 botol dengan harga Rp10.000/karung," katanya.

Sedangkan penutup botol dibeli per kilogram yaitu setiap satu kilogram dihargai sebesar Rp8.000 rupiah.

"Kemudian ada juga 5000 buah penyanggah sumbu, yang dihargai Rp500/10 penyanggah," tutupnya.

Pewarta: Dian Bawenti

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019