Rusia mendesak Amerika Serikat agar membatalkan apa yang disebutnya rencana-rencana provokatif dengan mengerahkan lagi tentara ke Timur Tengah.

Rusia juga meminta AS menghentikan aksi-aksi, yang kelihatan seperti usaha yang disadari memprovokasi perang melawan Iran.

Komentar-komentar tersebut, yang disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov kepada kantor-kantor berita Rusia, dikeluarkan setelah pengumuman oleh penjabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat Patrick Shanahan sehari sebelumnya. Shanahan mengatakan Washington berencana mengirim lagi sekitar 1.000 personel militer ke Timur Tengah untuk maksud-maksud defensif.

Presiden Hassan Rouhani mengatakan pada Selasa bahwa Iran tak akan berperang melawan negara mana pun sementara Kremlin, kantor kepresidenan Rusia, menyerukan semua pihak untuk menahan diri.

Ryabkov mengatakan kepada para wartawan bahwa Moskow telah berulang-ulang memperingatkan Washington dan para sekutunya di kawasan mengenai apa yang disebutnya "tindakan sembrono dan tanpa dipikirkan, yang dapat memompa  ketegangan di sebuah kawasan yang mudah meledak" 
 
"Sekarang apa yang kita lihat ialah usaha-usaha yang tiada henti dilakukan AS untuk melakukan tekanan politik, psikologi, ekonomi dan, ya, tekanan militer terhadap Iran dengan cara yang provokatif. (Tindakan-tindakan ini) tidak dapat dinilai sebagai apa pun kecuali upaya yang disadari untuk memprovokasi perang," kata Ryabkov seperti yang dikutip media.

Jika Washington tidak menginginkan perang jangan lakukan itu, katanya.


Sumber: Reuters
 

Pewarta: Mohamad Anthoni

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019