Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) bersama Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih (GPPMP) dan masyarakat Minahasa memperjuangkan alat musik tradisional, kolintang, mendapat pengakuan dari Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia.
"Mari bersama-sama berjuang agar kolintang mendapatkan pengakuan dari UNESCO," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Pinkan Penny Iriana Marsetio dalam pembukaan Lomba Kolintang memperebutkan Piala Presiden di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.
Secara khusus, katanya, kolintang milik masyarakat Minahasa dan secara umum milik seluruh masyarakat Indonesia, sehingga pengakuan dari UNESCO patut diperjuangkan.
Lomba Kolintang memperebutkan Piala Presiden itu merupakan satu dari berbagai upaya menjadikan kolintang sebagai warisan budaya dunia yang diakui UNESCO.
Ketua GPPMP, Jeffrey Rawis, mengatakan Lomba Kolintang memperebutkan Piala Presiden merupakan persembahan GPMM demi kejayaan Indonesia dengan keragaman budaya yang menjadikan Indonesia kuat dan digdaya.
"Mari majukan kearifan lokal dengan menolak aksi destruktif," kata dia.
Bupati Minahasa Royke Oktavian Roring juga mendukung upaya segenap warga Indonesia dalam memperjuangkan kolintang sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia.
"Kolintang 'goes to UNESCO". Kolintang berasal dari Minahasa milik Bangsa Indonesia," kata dia.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad turut mendukung upaya masyarakat agar kolintang mendapatkan pengakuan dari UNESCO.
"Acara ini penting agar mendapatkan pengakuan internasional, bahwa kolintang adalah murni budaya Indonesia," kata dia.
Ia juga berharap, lomba yang diselenggarakan di Batam itu dapat mempercepat pengakuan dari UNESCO atas kolintang.
"Kita yang harus mensiarkan, memberikan informasi secara luas mengenai kolintang, agar mendapatkan pengakuan dari dunia," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Mari bersama-sama berjuang agar kolintang mendapatkan pengakuan dari UNESCO," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Pinkan Penny Iriana Marsetio dalam pembukaan Lomba Kolintang memperebutkan Piala Presiden di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.
Secara khusus, katanya, kolintang milik masyarakat Minahasa dan secara umum milik seluruh masyarakat Indonesia, sehingga pengakuan dari UNESCO patut diperjuangkan.
Lomba Kolintang memperebutkan Piala Presiden itu merupakan satu dari berbagai upaya menjadikan kolintang sebagai warisan budaya dunia yang diakui UNESCO.
Ketua GPPMP, Jeffrey Rawis, mengatakan Lomba Kolintang memperebutkan Piala Presiden merupakan persembahan GPMM demi kejayaan Indonesia dengan keragaman budaya yang menjadikan Indonesia kuat dan digdaya.
"Mari majukan kearifan lokal dengan menolak aksi destruktif," kata dia.
Bupati Minahasa Royke Oktavian Roring juga mendukung upaya segenap warga Indonesia dalam memperjuangkan kolintang sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia.
"Kolintang 'goes to UNESCO". Kolintang berasal dari Minahasa milik Bangsa Indonesia," kata dia.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad turut mendukung upaya masyarakat agar kolintang mendapatkan pengakuan dari UNESCO.
"Acara ini penting agar mendapatkan pengakuan internasional, bahwa kolintang adalah murni budaya Indonesia," kata dia.
Ia juga berharap, lomba yang diselenggarakan di Batam itu dapat mempercepat pengakuan dari UNESCO atas kolintang.
"Kita yang harus mensiarkan, memberikan informasi secara luas mengenai kolintang, agar mendapatkan pengakuan dari dunia," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019