Sejarawan dari "Mawale Movement" Minahasa Bode Talumewo menyebut Desa Kaaruyan di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, merupakan salah satu bagian dari pesan leluhur di 'Watu Pinawetengan', yakni berpencarlah namun masih bagian satu dari Keminaesaan.

"Para pendiri desa ini telah menerapkan pesan leluhur di Watu Pinawetengan, 'Sa esa kita sumerar kita, sa kita sumerar esa kita' yang artinya karena kita satu, maka kita harus berpencar, dan walau kita terpencar tapi kita tetaplah satu," kata Bode saat memberikan materi di seminar yang dilaksanakan warga Desa Kaaruyan, Jumat.

Seminar yang pertama kali dilaksanakan itu untuk membuka dan membuktikan identitas Minahasa di tanah Gorontalo, merupakan rangkaian dari "Festival Kaaruyan" 26-28 Juli 2019, serta puncak kegiatan di perayaan pengucapan syukur.

Menurutnya, sebagai turunan dari leluhur Toar dan Lumimuut, orang Minahasa turut membangun daerah tempat mereka berdiam, salah satunya di provinsi tetangga Sulawesi Utara, yakni Gorontalo.

Sejarah mencatat bahwa, Desa Kaaruyan merupakan desa yang berdiri sejak awal abad ke-20.

Berdasarkan penyelidikan sejarah, desa ini telah berdiri antara tahun 1915-1919, warga dari Minahasa yang terpencar dan mendiami wilayah itu.

Selain warga Minahasa yang ada di Kaaruyan, banyak juga warga "kawanua" yang tersebar di wilayah Hulondalo itu, khususnya di Kecamatan Gentuma dan Kwandang di Kabupaten Gorontalo Utara, Marisa hingga Popayato di Kabupaten Pohuwato, Limboto-Telaga di Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo. Namun sebaliknya, warga Gorontalo yang ada di tanah Minahasa itu sangat banyak, namun hidup dalam keberagaman terjaga terus menerus.

Seminar tersebut juga menghadirkan dua pembicara lainnya, yakni akademisi dan sosiolog dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Funco Tanipu dan Wakil ketua DPD Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) Provinsi Gorontalo Henry Tooy.

Kepala Desa Kaaruyan Ronald Rampi memberi apresiasi yang besar terhadap kegiatan itu yang sangat komitmen mengangkat dan melestarikan budaya Minahasa, agar memang tidak hilang begitu saja.

"Melestarikan budaya Minahasa di Gorontalo sangat penting, dan komitmen kita bersama saling sinergi di daerah untuk membangun bersama," demikian pesan Ronald.

 

Pewarta: Hence Paat

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019