Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo meneruskan permintaan petani jagung ke PT Pelni, terkait pembukaan trayek tol laut Gorontalo-Surabaya.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD sementara Gorontalo Utara, Roni Imran di Gorontalo, Sabtu.
Menurut dia, petani di daerah itu sering mengeluhkan harga jual yang tidak bisa tinggi akibat harus menanggung biaya angkutan laut yang cukup tinggi.
"Jika biaya angkutan laut rendah, otomatis harga jual di tingkat petani akan tinggi sebab biaya pengiriman jagung tidak lagi dibebankan ke petani," ujar Roni.
Selama ini, pengiriman komoditas pertanian maupun perikanan dari daerah ini, masih mengandalkan pelayaran komersil berbiaya tinggi.
Jika biaya pengiriman rendah, harga jagung potensial menembus angka diatas Rp6.000 per kilo gram, dari harga saat musim panen yang hanya Rp3.800 per kilo gram, atau harga di musim paceklik yang bisa menembus angka Rp5.700 per kilo gram.
Ia mengaku, telah menyampaikan aspirasi tersebut ke pihak Pelni yang telah melihat langsung potensi dibukanya trayek tol laut Gorontalo-Surabaya ditunjang keberadaan Pelabuhan Anggrek, Kwandang dan Gorontalo.
"Potensi muatan kembali (return cargo) dari Gorontalo cukup tinggi, maka pelayaran dan pelayanan yang akan dibuka PT Pelni, akan sangat berpihak pada kepentingan petani," ujar Roni.
DPRD pun kata dia, segera meminta pemerintah daerah untuk menangkap peluang tersebut.
Ia optimistis, program tol laut untuk angkutan komoditas pertanian khususnya jagung, akan meningkatkan kesejahteraan petani secara signifikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD sementara Gorontalo Utara, Roni Imran di Gorontalo, Sabtu.
Menurut dia, petani di daerah itu sering mengeluhkan harga jual yang tidak bisa tinggi akibat harus menanggung biaya angkutan laut yang cukup tinggi.
"Jika biaya angkutan laut rendah, otomatis harga jual di tingkat petani akan tinggi sebab biaya pengiriman jagung tidak lagi dibebankan ke petani," ujar Roni.
Selama ini, pengiriman komoditas pertanian maupun perikanan dari daerah ini, masih mengandalkan pelayaran komersil berbiaya tinggi.
Jika biaya pengiriman rendah, harga jagung potensial menembus angka diatas Rp6.000 per kilo gram, dari harga saat musim panen yang hanya Rp3.800 per kilo gram, atau harga di musim paceklik yang bisa menembus angka Rp5.700 per kilo gram.
Ia mengaku, telah menyampaikan aspirasi tersebut ke pihak Pelni yang telah melihat langsung potensi dibukanya trayek tol laut Gorontalo-Surabaya ditunjang keberadaan Pelabuhan Anggrek, Kwandang dan Gorontalo.
"Potensi muatan kembali (return cargo) dari Gorontalo cukup tinggi, maka pelayaran dan pelayanan yang akan dibuka PT Pelni, akan sangat berpihak pada kepentingan petani," ujar Roni.
DPRD pun kata dia, segera meminta pemerintah daerah untuk menangkap peluang tersebut.
Ia optimistis, program tol laut untuk angkutan komoditas pertanian khususnya jagung, akan meningkatkan kesejahteraan petani secara signifikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019