Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah warga Kota Gorontalo mengaku kesulitan memperoleh gas elpiji tiga kilogram, baik di pangkalan maupun penjual eceran.

"Di tempat langganan saya belum masuk, terpaksa harus cari di kelurahan lain. Itu pun hanya dapat satu saja dengan harga lebih mahal dua ribu rupiah," kata warga Kecamatan Sipatana, Rudi (66), Rabu.

Ia terpaksa membeli dengan harga lebih mahal, karena kebutuhan gas untuk memasak setiap hari tak bisa ditawar lagi.

Kondisi itu juga membuat repot sejumlah pedagang di wilayah tersebut, yang terpaksa harus mengurangi jumlah dagangannya karena tidak memiliki gas yang cukup untuk memasak.

"Biasanya saya menjual gorengan sepanjang hari, tapi dua hari belakangan stok gas hanya cukup untuk menjual sore dan malam hari saja. Nanti kalau pasokan elpiji normal lagi, saya akan jualan seperti biasanya," kata Dewi Tahir, salah seorang pedagang makanan.

Ia mengaku tak paham mengapa elipiji sering langka, meskipun pemerintah telah menjamin ketersediaan pengganti minyak tanah tersebut setiap saat di Kota Gorontalo.

Terlebih lagi, kata dia, saat pasokan gas mengalami kekurangan, pedagang tak ragu menaikkan harga elpiji sehingga warga terpaksa harus membeli karena tak ada pilihan lain.

Sementara itu, salah seorang pedagang eceran elpiji, Abas mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan masyarakat karena di tingkat pangkalan dan agen pun mengalami kekurangan pasokan.

"Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu pasokan normal lagi. Tapi kami tidak menaikkan harga elpiji seperti yang dilakukan pedagang lainnya," ungkapnya.*

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014