Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah pedagang di Pasar Sentral Kota Gorontalo mengaku terancam "gulung tikar", karena pendapatan penjualan menurun akibatnya menjamur beberapa pasar tradisional kecil lainnya.

"Setahun terakhir ini kami merasakan betul pembeli berkurang. Dalam satu hari biasanya pemasukan bisa jutaan rupiah, tapi sekarang paling tinggi empat ratus ribu rupiah," kata salah seorang pedagang telur, Anwar, Jumat.

Menurutnya kurangnya pembeli disebabkan oleh munculnya pasar-pasar tradisional yang baru, sehingga pembeli enggan mendatangi Pasar Sentral lagi.

Hal yang sama juga dikeluhkan oleh pedagang sayur, Anton (30) yang mengaku justru merugi berjualan di pasar itu.

"Dulu kami memang berjaya karena tujuan utama pembeli adalah Pasar Sentral. Tapi sekarang ini dagangan saya tak laku, sayur-sayur dibawa pulang dalam keadaan tidak layak jual lagi," ungkapnya.

Padahal, pedagang telah berupaya menurunkan harga agar menarik pembeli, namun upaya itu tidak berhasil.

Ia meminta Wali Kota Gorontalo Marten Taha memperhatikan keberlangsungan pasar tersebut dan menunda pembukaan pasar-pasar baru.

Berbeda dengan permintaan para pedagang, sejumlah warga mengaku justru sangat diuntungkan dengan banyaknya pasar tradisional.

"Kami bisa lebih mudah berbelanja, tidak jauh, banyak pilihan dan sudah pasti harga di pasar tradisional lebih murah dibanding di Sentral," kata Khadijah Giu, warga Kelurahan Bulotadaa.

Ia mengatakan, tak jauh dari tempat tinggalnya terdapat beberapa pasar yang mudah diakses yakni Pasar Selasa, Pasar Rabu, Pasar Sabtu dan Pasar Sore Telaga.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014