PBB, New York, (ANTARA/Xinhua-OANA) -Dewan Keamanan (DK) PBB menyampaikan keprihatinannya yang mendalam sehubungan dengan berlanjutnya kekerasan di Suriah dan mengutuk semua kekerasan terhadap warga sipil.

Di dalam satu siaran pers yang dikeluarkan di Markas PBB, New York, Jumat (Sabtu WIB) anggota DK menyampaikan kemarahan terhadap serangan membabi-buta terhadap warga sipil, termasuk yang melibatkan pemboman udara dan darat.

Dua bom dilaporkan jatuh di satu kamp pengungsi di Provinsi Idlib di bagian utara negeri itu pada Rabu (29/10), menewaskan puluhan orang --termasuk anak kecil.

"Anggota Dewan Keamanan mengingatkan bahwa semua kewajiban berdasarkan hukum internasional harus dihormati dalam segala kondisi," kata pernyataan tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. "Mereka mengingatkan, terutama, kewajiban untuk membedakan antara warga sipil dan petempur, dan larangan terhadap serangan membabi-buta, serta serangan terhadap warga sipil dan sasaran sipil."
 
Satu-satunya penyelesaian yang berkesinambungan bagi krisis saat ini di Suriah ialah melalui proses politik pimpinan rakyat Suriah yang melibatkan banyak pihak dengan sepenuhnya menerapkan Komunike Jenewa, kata pernyataan itu.

Pernyataan tersebut merujuk kepada rencana enam-tahap dukungan PBB yang bertujuan mengakhiri kerusuhan dan menggerakkan semua pihak yang berperang di Suriah ke arah penyelesaian politik.

Sebanyak tiga juta pengungsi telah meninggalkan negeri itu sejak konflik meletus pada 2011, kata PBB.

Pada Kamis (30/10), seorang pejabat senior PBB mengatakan meningkatnya pertempuran, ketidak-amanan dan kurangnya akses untuk mengirim bantuan penting, terus menghambat upaya PBB untuk menanggapi situasi keamanan yang memburuk di Suriah.

Saat memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai situasi terkini di Suriah, Kyung-wha Kang --Asisten Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan-- memperingatkan kondisi di negeri tersebut, yang  dipenuhi konflik, bertambah buruk, sementara PBB dan mitranya berjuang di lapangan untuk mengirim bantuan tepat pada waktunya.

Cuma sedikit lagi dari mereka yang sangat memerlukan bantuan memperoleh makanan, obat dan bantuan lain, kata Kyung-wha Kang, yang berbicara atas nama Valerie Amos, Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan yang sedang berkunjung ke Tiongkok.

"Dan jika semua pihak mendapat akses, kami dapat mengirimnya. Kami dapat menyelamatkan banyak nyawa. Tapi permintaan kami sejauh ini tak dijawab," kata wanita pejabat tersebut.

Selain itu, obat dan pasokan lain buat 1,6 juta orang yang memerlukan telah dikirim, dan ratusan ribu orang telah menerima bantuan tersebut serta barang pendukung lain, katanya.

Namun, katanya, PBB hanya diberi akses terbatas ke Kamp Yarmouk, meskipun badan dunia tersebut telah berulangkali mengajukan permintaan.

Sebanyak 8.500 orang menerima bantuan pangan, bersama 1.000 orang yang memperoleh perawatan medis dan 2.100 orang yang menerima barang non-pangan. Jumlah itu cuma sekelumit kebutuhan di Yarmouk, kata Kyung-wha Kang.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014