Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Ketua Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika menilai, rencana untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini belum tepat.

Ia menyatakan, untuk menaikkan harga BBM harus didasarkan pada dua pertimbangan, yakni, harga minyak dunia dan kurs dolar terhadap rupiah.

"Kenaikan harga BBM bisa disesuaikan dengan melihat atau mempertimbangkan realisasi yang terjadi. Kalau mau diubah, maka harus didasarkan pada dua hal, yakni harga minyak mentah (ICP) dan kurs dolar terhadap rupiah. Dua hal itu yang bisa menenentukan naik atau tidaknya harga BBM," kata Kardaya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Berdasarkan UU APBN Perubahan, asumsi harga minyak dunia sebesar 105 dolar/barel dan kurs dolar terhadap rupiah sebesar Rp12 ribuan.

Dijelaskannya, kalau berdasarkan APBN P 2014, harga minyak dunia diasumsikan sebesar rp 105 dolar/barel. "Sekarang harga minyak dunia lagi turun dan sangat signifikan, turunnya sekitar 30 persen dari asumsi APBN P 2014, mencapai 74 dolar/barel. Kalau turun, maka subsidinya turun," kata Kardaya.

Selain itu, pertimbangan lain adalah kurs dolar terhadap rupiah. Sebagaimana dalam UU APBNP 2014 adalah 1 dolar sama dengan Rp11.600. Sekarang satu dolar itu Rp12 ribuan atau ada kenaikan kurs itu 5 persen. Artinya penurunan harga minyak dunia 30 persen dan ada kenaikan kurs 5 persen.

Kalau digabungkan, kata politisi Gerindra, efek turunnya lebih besar dari efek naiknya. Pada kondisi itu harus bisa dijelaskan kepada rakyat, kenapa kondisi seperti ini masih harus dinaikkan harga BBM karena rakyat melihat pada kejadian sebelumnya, harga minyak dunia naik, maka harga BBM akan naik atau diatas asumsi APBN. Belum pernah terjadi harga BBM dinaikkan saat harga minyak dunia dibawah asumsi APBN. Kalau harga minyak dunia naik 10 persen diatas asumsi apban, baru dinaikkan harga BBM

"Kalau melihat seperti apa yang ada dalam APBN P, berdasarkan dua justifikasi itu, maka belum masuk pertimbangan untuk menaikkan harga BBM," kata Kardaya.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014