Tiga orang anak berusia rata-rata lima tahun, di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, terduga menjadi korban gigitan anjing gila pembawa virus rabies.

"Para anak digigit anjing terduga rabies, mengalami luka robek cukup dalam sehingga mendapat penanganan intensif, termasuk melakukan tindakan rujukan," ujar Kepala Puskesmas Atinggola, Meike Ibrahim, di Gorontalo, Minggu.

Dua anak yang dirujuk mengalami gigitan di bagian mata, menyebabkan luka robek di kelopak mata.

Sedangkan satu anak lainnya dengan luka gigitan di bagian tangan, telah dipulangkan setelah mendapatkan penanganan medis berupa pembersihan luka, mencuci dengan air mengalir dan mendapatkan suntikan vaksin anti rabies (VAR).

Mereka (anak korban gigitan, red) mendapat penanganan yang sama di puskesmas, namun dua anak yang dirujuk di rumah sakit perlu mendapatkan penanganan lebih intensif, mengingat gigitan anjing mengenai bagian mata, sehingga perlu ditangani dokter spesialis mata.

Meike menjelaskan kronologis peristiwa tersebut, terjadi pukul 16.30 Wita, berawal di Desa Kota Jin, kemudian anjing penggigit lari menyusuri Desa Imana juga melakukan gigitan.

Terakhir anjing tersebut lari ke Desa Ilomata dan menggigit satu orang anak, kemudian lari hingga kini belum ditemukan.

Meike mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan lintas sektor, juga mengumumkan imbauan kepada warga melalui pemerintah kecamatan dan desa, termasuk berkoordinasi dengan kecamatan tetangga, untuk waspada dan memilih tidak ke luar rumah sebab anjing terduga rabies belum ditemukan.

Meski begitu katanya, petugas rabies menyebut, tanda-tanda gigitan dan cara menggigit yang dilakukan memastikan jika anjing mengidap virus rabies.

Sesuai informasi warga, kemungkinan besar anjing penggigit bukan merupakan anjing peliharaan, sebab warga mengaku tidak mengenali ciri-ciri anjing penggigit.

"Keterangan warga menyimpulkan, anjing penggigit merupakan anjing gunung yang turun ke area pemukiman, namun belum juga dapat disimpulkan apakah benar-benar anjing pembawa virus rabies sebab belum berhasil ditangkap," ujarnya.

Lanjut kata Meike, pihaknya telah memprogramkan penanganan rabies serta baru saja menggelar mini loka karya dengan lintas sektor, mengingat tingginya kenaikan kasus rabies di wilayah Kecamatan Atinggola.

"Jika tahun 2018 lalu terdapat 2 kasus, tahun 2019 ini mencapai 9 kasus, diluar 3 kasus yang baru saja terjadi," ungkapnya.***
Anak korban gigitan anjing terduga pembawa virus rabies ditangani pihak puskesmas, terjadi di Kecamatan Atinggola, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. (ANTARA/HO)

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019