Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Pengamat Politik dari Universitas Gorontalo (UG) La Husen Zuada, mengatakan, perpecahan di tubuh Partai Golkar saat ini, dikarenakan posisi partai tersebut yang strategis dalam percaturan politik.

Menurut La Husen, Kamis, sebagai pemenang kedua perolehan jumlah suara Pemilihan Legislatif (Pileg) April 2014 silam, Golkar menjadikan dirinya sebagai partai strategis.

Artinya lanjut Husen, Golkar menjadi sangat strategis untuk diajak berkoalisi oleh semua partai pendukung pemerintah maupun oposisi.

Bagi partai pendukung pemerintah, Golkar penting diajak dalam koalisi, guna memperkuat kekuasaan mereka dan mencegah terjadinya penyanderaan terhadap pemerintah.

"Sementara bagi oposisi, Golkar juga tidak kalah penting untuk bisa diajak kerja sama mengkritisi pemerintah," kata La Husen.

Tarik menarik antara kelompok oposisi dalam hal ini Koalisi Merah Putih (KMP) dan pendukung pemerintah yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) kemudian menjadi bibit lahirnya dualisme Golkar.

Kata La Husem, dengan meminjam istilah Deschouwer, apa yang dialami Golkar saat ini merupakan sebuah fase relevansi dalam evolusi kepartaian, dimana pada fase ini partai sangat mungkin diperebutkan ketika memiliki potensi tertentu dalam pemerintahan.

"Fase ini akan menentukan apakah partai Golkar tetap eksis atau sebaliknya, mengalami penurunan suara dan hilang di parlemen," ujar La Husen.

Pewarta: Wahiyudin Mamonto

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014