Jakarta, (ANTARA GORONTALO) - Wakil Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Rusli Halim, mengungkapkan menjelang pelaksanaan Kongres PAN IV, sudah mulai adanya pembunuhan karakter yang dilakukan pihak tertentu kepada salah satu kandidat kuat, yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa.

"Saya banyak informasi dari DPW dan DPD PAN mengenai adanya sms 'pembunuhan karakter' terhadap Pak Hatta dari pihak tertentu," kata Rusli, di Jakarta, Senin.

Kongres PAN yang digelar pada Maret 2015 nanti akan membahas tiga agenda utama, yakni evaluasi kebijakan politik PAN selama lima tahun ke belakang, rencana agenda lima tahun ke depan dan pemilihan ketua umum periode 2015-2020.

Dari sekian nama yang ada, muncul dua calon kuat saat ini, yaitu Hatta Rajasa, Ketua Umum PAN 2010-2015 dan Zulkifli Hasan, mantan Menteri Kehutanan yang saat ini sebagai Ketua MPR.

Rusli menilai dua tokoh ini sudah sangat dikenal pengurus PAN daerah dan ramai dibicarakan.

"Pengurus PAN daerah sudah tahu sama tahu siapa Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan, termasuk sejarah dan prestasi keduanya," katanya.

Rusli khawatir perkembangan sosialisasi saat ini yang sudah keluar dari etika kampanye yang menjurus kepada pembunuhan karakter dan opini kebencian. Oleh karena itu, dirinya berharap kampanye berjalan dengan baik dan beradab.

"Saya berharap tim sukses melakukan kampanye yang beradab yang saling menonjolkan kelebihan bukan sebaliknya," kata Rusli.        
        
Ketika ditanya apakah itu dari Zulkifli Hasan, Rusli menjawab "tidak mungkin lah Pak Zul seperti itu, saya tahu betul kedekatan mereka berdua. Kalau timses nya mungkin, tapi saya tidak yakin, saya khawatir ini operasi diam-diam dari pihak luar".

Pembunuhan karakter terhadap Hatta Rajasa menyangkut dua isu, kata dia, pertama hubungan kebesanan antara Hatta Rajasa dan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam kampanye hitam itu disebutkan bahwa ketika Hatta memimpin kembali PAN, maka PAN akan menjadi subordinasi partai lain.

"Ini sama sekali tidak benar, kalau PAN subordinat partai lain, mana bisa Pak Zulkifli Hasan jadi Ketua MPR, pasti SBY memilih kader Demokrat. Tapi nyatanya Pak Hatta berhasil menjadikan Pak Zul, kader PAN sebagai Ketua MPR. Ini artinya Pak Hatta memiliki kapasitas diatas politisi rata-rata," jelas Ketua Umum DPP Penegak Amanat Reformasi Rakyat (PARRA) yang merupakan organisasi kepemudaan underbow PAN itu.

Isu kedua disebutkan bahwa Hatta tidak negarawan, sektarian tidak pluralis terlalu berpihak kepada umat Islam melalui program 1000 masjid.

"Ini logika yang lebih ngaco dan tidak mengerti konteks. Program 1000 masjid itu program Pak Hatta dan PAN dalam menyambut bulan suci Ramadhan, masa bulan suci umat Islam buat program yang lain-lain. Jika Pak Hatta nekat lakukan itu di tengah umat Islam menyambut ramadhan, bukan saja tidak negarawan, tapi Pak Hatta tidak manusiawi," kata Rusli mencoba memberikan klarifikasi atas isu yang beredar.

Sebagai anak muda di partainya, Wakil Sekretaris Panitia Pelaksana Kongres IV PAN itu mengajak kepada seluruh kader untuk tidak larut terhadap genderang orang lain yang ingin partai ini pecah.

"Pak Hatta dan Pak Zul itu, kita sudah sama sama tahu komunikasi bathin mereka berdua, sulit untuk tidak disatukan," tutup Rusli.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015