Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, meminta pemerintah kabupaten (Pemkab) menjamin ketersediaan pasokan gula pasir di daerah itu, khususnya jelang bulan Ramadhan tahun 2020.

"Saat ini, terinformasi stok gula lokal asal Paguyaman, Kabupaten Gorontalo, sulit diperoleh akibat musibah yang dihadapi pihak produsen. Kondisi ini perlu dipantau oleh Pemkab, termasuk pasokan gula ke daerah ini agar tetap aman dan terjamin jelang bulan Ramadhan," ujar ketua Komisi II DPRD Gorontalo Utara, Dedy Dunggio, di Gorontalo, Selasa.

Pemkab perlu menjamin ketersediaan gula pasir, khususnya pendistribusian ke daerah ini agar tetap lancar.

Tidak hanya gula pasir, namun DPRD berharap kata politikus Nasdem itu, pendistribusian seluruh stok bahan pokok ke daerah ini wajib dijaga kestabilannya, baik pasokan, stok dan harga.

Khusus gula pasir, mayoritas masyarakat memerlukannya termasuk para pelaku usaha, maka perlu ada jaminan stok gula yang masuk ke daerah ini tidak terganggu meski produksi gula lokal mengalami kendala.

"Pemkab harus memantau kondisi itu, termasuk harga yang berlaku di pasar-pasar tradisional agar tidak ada spekulan yang memanfaatkan kekosongan gula pasir lokal," ucap Dedy.

Sejak saat ini atau sedini mungkin katanya lagi, pemkab sudah harus membentuk tim pemantau ketersediaan bahan pokok jelang Ramadhan, agar bisa mengantisipasi kekosongan-kekosongan stok bahan pokok termasuk meningkatkan koordinasi dengan instansi teknis di pemerintah provinsi terkait pelaporan kondisi pasar terkini.

Sementara itu, Risna, salah satu pengelola toko bahan pokok harian di daerah itu, mengatakan, stok gula lokal atau disebutnya gula Gorontalo, hingga sepekan ini mengalami kekosongan.

Ia terpaksa membeli gula impor untuk mengisi kekosongan tersebut.

"Kami tidak boleh mengalami kekosongan stok gula, sebab permintaannya setiap hari cukup tinggi, per minggunya harus menyiapkan minimal 100 karung gula," ucap Risna.

Saat ini, ia terpaksa menjual gula impor dengan harga Rp15 ribu per kilo gram. Harga gula impor mengalami kenaikan seiring kekosongan gula lokal.

"Terpaksa hanya menyiapkan gula impor, meski konsumen kurang meminatinya sebab kadar manisnya tidak sebaik gula lokal," ungkap Risna mengungkap keluhan konsumen.

Jika biasanya gula impor berada di kisaran Rp600 ribu lebih per karung isi 50 kilo gram, saat ini mencapai Rp730 ribu per karung.

Harga jual per kilogramnya naik Rp1.000 dari harga sebelumnya, menyesuaikan harga pokok pembelian.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020