Pemerintah Provinsi Gorontalo memilih gula semut lokal sebagai bahan bantuan pangan bagi warga terdampak virus corona, untuk menggantikan gula pasir.

Gula aren produksi warga di Desa Dulamayo Selatan, Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo itu merupakan binaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah VI Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Gorontalo.

“Gula pasir sekarang mahal. Harga eceran tertinggi di produsen Rp15.500, di pasaran dijual Rp18.000 hingga Rp19.000. Makanya kita manfaatkan produksi gula semut dari pohon aren ini," kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie usai video conference dengan para bupati/wali kota terkait dengan Jaring Pengaman Sosial, Jumat.


Gubernur menambahkan, pemanfaatan potensi pangan lokal untuk mendorong pemberdayaan masyarakat.

Gula semut bermerek ArenGo itu mempekerjakan 500 orang dengan produk kualitas ekspor.

Sayangnya, virus corona yang mewabah membuat aktivitas ekspor gula semut terhenti.

“Sekarang mereka punya stok 1 ton. Setiap hari bisa memproduksi 500 kilogram gula aren. Ini yang kami dorong supaya mereka tetap produktif dan warga juga teratasi kebutuhan gulanya,” imbuhnya.

Terkait dengan pemberian jaring pengaman sosial, Rusli meminta setiap daerah untuk ikut menganggarkan.

Skemanya 60 persen ditanggung pemprov dan 40 pemerintah ditanggung pemerintah kabupaten atau kota.

Data sementara bantuan pangan kepada warga terdampak diberikan untuk 53.418 Keluarga Penerima Manfaat.

Ada lima jenis bantuan pangan yakni beras lima kilogram, minyak goreng, telur 30 butir, ikan segar atau ikan olahan dan gula aren.**

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020