Pemerintah Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo mengubah minuman beralkohol captikus sitaan menjadi hand sanitizer untuk dibagikan kepada masyarakat.
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo di Gorontalo, Minggu, mengatakan hand sanitizer tersebut dikembangkan bersama Polres Gorontalo.
"Produk sejenis hand sanitizer sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama para petugas medis yang berada digarda terdepan penanganan COVID-19," ujarnya.
Menurut Nelson, daripada barang sitaan tersebut terbuang begitu saja, maka lebih baik digunakan untuk masyarakat banyak.
Sementara itu, Kepala Balitbang setempat, Abdul Manaf Dunggio menambahkan jika pihaknya pihaknya diberikan amanah untuk mengolah captikus hasil sitaan Polres Gorontalo yang berjumlah 11 ton untuk diolah atau disuling menjadi alkohol.
"Sebagaimana kita ketahui sebagai salah satu upaya dalam rangka mencegah penularan COVID-19 dengan adanya ketersediaan disinfektan, sehingga Balitbang hadir dalam rangka memberikan kontribusi kepada masyarakat," jelasnya.
Ia mengatakan jika produk hasil tersebut diperuntukan juga bagi garda terdepan, para medis, non medis, TNI dan Polri agar dapat menggunakannya secara masif.
SKata Manaf, di Kabupaten Gorontalo, tersedia alkohol dengan kadar persentase 62.8 persen dari hasil penyulingan cap tikus tersebut. Ini pula secara medis sudah memenuhi standar.
"Ini secara medis sudah bisa digunakan dalam rangka untuk digunakan sebagai alat medis seperti jarum suntik, mencuci tangan untuk para medis setelah bersentuhan dengan pasien," ungkapnya.
Namun, pihaknya berencana untuk meningkatkan lagi kadar alkohol menjadi 70 bahkan 90 persen. Dan itu akan dilakukan dengan mesin berkapasitas lebih besar yang saat ini dikembangkan oleh Balitbang.
"Saat ini tersedia 165 liter alkohol dari hasil pengolahan captikus 265 Liter. Dan itu dilakukan dalam tujuh hari. Tapi kalau dengan mesin yang berkapasitas lebih besar itu bisa dilakukan selama tiga hari, dengan produksi 1.000 liter perhari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo di Gorontalo, Minggu, mengatakan hand sanitizer tersebut dikembangkan bersama Polres Gorontalo.
"Produk sejenis hand sanitizer sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama para petugas medis yang berada digarda terdepan penanganan COVID-19," ujarnya.
Menurut Nelson, daripada barang sitaan tersebut terbuang begitu saja, maka lebih baik digunakan untuk masyarakat banyak.
Sementara itu, Kepala Balitbang setempat, Abdul Manaf Dunggio menambahkan jika pihaknya pihaknya diberikan amanah untuk mengolah captikus hasil sitaan Polres Gorontalo yang berjumlah 11 ton untuk diolah atau disuling menjadi alkohol.
"Sebagaimana kita ketahui sebagai salah satu upaya dalam rangka mencegah penularan COVID-19 dengan adanya ketersediaan disinfektan, sehingga Balitbang hadir dalam rangka memberikan kontribusi kepada masyarakat," jelasnya.
Ia mengatakan jika produk hasil tersebut diperuntukan juga bagi garda terdepan, para medis, non medis, TNI dan Polri agar dapat menggunakannya secara masif.
SKata Manaf, di Kabupaten Gorontalo, tersedia alkohol dengan kadar persentase 62.8 persen dari hasil penyulingan cap tikus tersebut. Ini pula secara medis sudah memenuhi standar.
"Ini secara medis sudah bisa digunakan dalam rangka untuk digunakan sebagai alat medis seperti jarum suntik, mencuci tangan untuk para medis setelah bersentuhan dengan pasien," ungkapnya.
Namun, pihaknya berencana untuk meningkatkan lagi kadar alkohol menjadi 70 bahkan 90 persen. Dan itu akan dilakukan dengan mesin berkapasitas lebih besar yang saat ini dikembangkan oleh Balitbang.
"Saat ini tersedia 165 liter alkohol dari hasil pengolahan captikus 265 Liter. Dan itu dilakukan dalam tujuh hari. Tapi kalau dengan mesin yang berkapasitas lebih besar itu bisa dilakukan selama tiga hari, dengan produksi 1.000 liter perhari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020