Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah warga di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mengeluhkan naiknya harga beras mencapai Rp9.000-Rp10.000 per kilogram.

Fatmawaty Ali, Selasa, di Kwandang, mengaku, naiknya harga beras di sejumlah pasar tradisional cukup memberatkannya sebagai pemilik usaha warung makan.

"Saya terpaksa berhenti berjualan nasi campur akibat tingginya harga beras mencapai Rp9.000-Rp10.000 per kilogram. Bahkan untuk beras kualitas dibawah yang biasanya dijual Rp6.500 per kilogram kini naik menjadi Rp8.000 per kilogram," ujarnya.

Hal yang sama diutarakan Hanifa Lihawa, warga Kecamatan Tomilito yang mengeluhkan kenaikan harga beras. "Selain mahal, cukup sulit mencari beras berkualitas baik seperti minim kotoran dan berwarna putih bersih," ujarnya.

Harga beras yang naik mencapai Rp9.000-Rp10.000 per kilogram diakuinya, sangatlah mahal sebab takarannya menggunakan liter bukan kilogram.

"Di daerah ini kita membeli beras dengan takaran liter sehingga harga mencapai Rp10.000 sangatlah mahal," ujar Hanifa.

Keluhan yang sama diutarakan Dewi Nento. Ibu rumah tangga yang memiliki empat orang anak ini mengaku, terpaksa mencampur makanan pokok rumah tangganya tersebut.

"Jika biasa saya memasak beras saja untuk konsumsi keluarga kami, saat ini terpaksa mencampurnya dengan beras merah alias jagung giling," ujarnya.

Cara tersebut kata Dewi, cukup membantu ia bersama suaminya yang berprofesi sebagai petani untuk melakukan penghematan terhadap konsumsi beras.

Meski sangat berharap saat musim panen nanti harga beras tidak anjlok, namun Dewi pun berharap stabilitas harga beras untuk konsumsi lokal tetap terjaga.

Sementara itu, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Gorontalo Utara mengaku terus berupaya memantau stok beras di sebelas kecamatan, khususnya pasar-pasar tradisional.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag, Karlina Yahya yang mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo terkait mulai berkurangnya stok beras di daerah itu yang memicu tingginya harga jual.

"Informasi yang kami terima, Pemerintah Provinsi telah menggelar operasi pasar di sejumlah kecamatan untuk menjawab keluhan masyarakat terkait tingginya harga beras," ujarnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya pun akan menginisiasi pertemuan dengan instansi teknis terkait di Pemerintahan Provinsi Gorontalo dan pihak Bulog, untuk menggelar operasi pasar khusus beras.

"Kita akan melakukan pertemuan terlebih dahulu untuk selanjutnya memutuskan gelar operasi pasar khusus beras dengan harga murah," kata Karlina.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015