Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah petani cengkih di Gorontalo mulai mengkhawatirkan turunnya harga jual komoditi tersebut ke pedagang pengumpul maupun ke perusahaan rokok.

Rahim Abdullah, salah seorang petani Cengkih Desa Biluhu Timur, Kabupaten Gorontalo, mengakui sejak awal tahun 2015 harga komoditi tersebut mulai turun dari sebelumnnya Rp145 ribu per kg menjadi Rp120 ribu hingga Rp125 ribu per kg.

"Harga cengkih memang alami penurunan tidak signifikan, namun cukup meresahkan karena bisa saja jatuh terus menerus jika tidak diproteksi," kata Rahim, Rabu.

Dia menjelaskan, kebanyakan petani di daerah ini menjual hasil produksi cengkih dalam keadaan kering, setelah sebelumnya dilakukan proses penjemuran selama beberapa hari, sehingga yang dijual benar-benar cengkih kering.

"Petani di wilayah ini jarang sekali menjual cengkih dalam keadaan basah atau baru saja dipetik, sebab harganya sangat murah," kata Rahim.

Syaiful Rahman, petani Desa Ambara Kabupaten Gorontalo mengatakan, saat ini sudah puluhan ribu cengkih yang ditanam oleh petani di areal perkebunannya, namun baru ratusan pohon yang mulai berbuah atau bisa dipanen.

Dia menjelaskan, saat ini memang ratusan hektare lahan di beberapa wilayah di pesisir pantai sudah ditanami dengan cengkih dan diperkirakan 4 hingga 5 tahun ke depan akan menghasilkan.

Dia mengatakan, turunnya harga cengkih tersebut tidak mempengaruhi kinerja petani dalam mengolah tanaman cengkihnya, sebab rata-rata yang saat ini berbuah dan sudah menghasilkan cengkih yang remaja.

"Kami tidak begitu terpengaruh dengan turunnya harga komoditi ini di pasaran," kata Syaiful seraya menambahkan hasil cengkih dari wilayah tersebut, pembelinnya masih pengusaha ataupun pedagang lokal Gorontalo.

Pewarta: M.Fachry Said

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015