Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin, menjamin harga beras yang dijual di daerah ini, kembali stabil di kisaran Rp6.500-Rp7.500 per liter.

Meski produksi beras di daerah ini mengalami penurunan dalam kurun dua tahun terakhir akibat bencana alam dan serangan hama massal, namun swasembada beras mampu tercapai.

"Sehingga tidak perlu khawatir dengan kenaikan harga yang terjadi saat ini, sebab dipastikan harganya kembali normal pekan depan atau awal Maret nanti, mengingat seluruh kecamatan penghasil beras telah memasuki musim panen," ujarnya, Rabu.

Peningkatan produksi beras terus digenjot pemerintah daerah, diantaranya melalui penggunaan pupuk organik yang diyakini mampu meningkatkan hasil dari 4,7 ton per hektare menjadi 8-9 ton per hektare.

"Saya sudah mencanangkan uji coba penggunaan bibit dan pupuk organik, hari ini di luasan 15 hektare lahan persawahan Desa Bulalo, Kecamatan Kwandang yang diharapkan diterapkan sama di kecamatan lainnya," ujar bupati.

Jika program pertanian organik ini berhasil kata bupati, tahun ini juga Pemerintah Daerah akan menerapkannya di luasan 250 hektare sawah lainnya.

"Harapannya, target swasembada beras tercapai, minimal daerah ini surplus hingga mampu memenuhi permintaan beras antar pulau tanpa mengganggu kebutuhan lokal," ujar bupati.

Areal persawahan di daerah ini mencapai 4.788 hektare, luasan areal non irigasi sekitar 1.123 hektare dan 6.000 hektare lahan persawahan belum dikelola optimal.

Tahun ini, lanjut bupati, pemerintah daerah akan memperbaiki 36 daerah irigasi sepanjang 72 kilo meter untuk mendorong target swasembada beras mencapai 9 ton per hektare.

Sementara itu, harga beras di sejumlah pasar tradisional saat ini rata-rata berkisar Rp8.000-Rp10.000 per liter, tergantung jenis beras.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015