Gorontalo (ANTARA) - Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya menginstruksikan instansi terkait untuk memperketat masuknya sapi Bali dari Sulawesi Tengah (Sulteng), untuk mengantisipasi menyebar dan menular-nya penyakit Jembrana.
Gubernur Ismail Pakaya menyampaikan hal itu setelah memimpin sinkronisasi dan harmonisasi lalu lintas ternak dengan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sulteng di Kota Palu, Kamis.
Ia menegaskan bahwa langkah antisipasi itu diambil karena Sulteng menjadi salah satu daerah dalam zona merah. "Ini harus kita antisipasi. Saya minta pintu perbatasan kita diperketat, jangan sampai sapi Bali dari Sulawesi Tengah masuk ke Gorontalo," katanya.
"Jembrana merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menular pada sapi Bali, namun tidak menular ke manusia dan sapi jenis lain," katanya setelah sinkronisasi dan harmonisasi lalu lintas ternak yang dihadiri oleh Kepala BKHIT Sulteng Yusup Patiroy serta Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng Rohani Mastura. Hadir pula, Kepala BKHIT Gorontalo serta kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo bersama jajarannya.
Pemprov Sulteng juga sudah menerbitkan edaran yang melarang pengiriman sapi Bali ke daerah lain.
"Pelarangan Gubernur Sulteng itu menjadi dasar bagi kita untuk memperketat perbatasan. Tetapi yang harus menjadi perhatian kita bersama perbatasan Gorontalo dengan Sulteng itu hanya sungai kecil, sehingga potensi truk pengangkut melewati perbatasan dalam kondisi kosong, sapi-nya lewat sungai dapat terjadi. Ini pengakuan dari sejumlah pengusaha pengiriman sapi yang disampaikan ke saya," kata Gubernur.
Dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Sulteng, Penjabat Gubernur Gorontalo itu juga melakukan peninjauan budi daya durian di Bulano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong.
Selanjutnya Penjabat Gubernur Gorontalo bersama rombongan meninjau Instalasi Kesehatan Hewan di Pantoloan.
Gorontalo memperketat masuknya sapi Bali dari Sulawesi Tengah
Kamis, 25 April 2024 21:26 WIB