Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Muhammad Jusuf Kalla mengucapkan rasa syukur dan kelegaan karena bisa kembali melaksanakan Shalat Jumat di masjid.
"Alhamdulillah, setelah kita tidak jumpa selama 12 Shalat Jumat hampir tiga bulan, Alhamdulillah Jumat ini kita jumpa luar biasa rahmat dan doa yang mustajab dijawab Allah SWT," kata JK usai melaksanakan Shalat Jumat di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Jumat.
JK menyebutkan, pelaksanaan Shalat Jumat kali ini sesuai dengan harapan DMI, yakni dilaksanakan dengan baik, menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan pengukuran suhu tubuh.
Menurut JK, protokol kesehatan dilaksanakan secara ketat. Jamaah yang tidak menggunakan masker tidak dibolehkan untuk ikut beribadah di masjid.
"Jadi aman, yang tidak pakai masker nanti ada pengurus masjid yang periksa tidak dibolehkan masuk masjid. Di mal kan enggak bisa begini," ujar JK.
Mantan Wakil Presiden RI tersebut juga menyampaikan pelaksanaan Shalat Jumat kali ini juga dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta. Demikian pula dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melaksanakan Shalat Jumat di Balai Kota Jakarta.
Bagi JK pelaksanaan 5halat Jumat perdana di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi ini sebagai sejarah hidup, karena selama 12 kali Jumat tidak melaksanakan Shalat Jumat berjamaah diganti dengan Shalat Zluhur di rumah akibat pandemi COVID-19.
Menurut JK, Shalat Jumat memiliki kekhususan bagi jamaah laki-laki karena tempat berkumpul beribadah.
"Kenikmatan Shalat Jumat ini memiliki aturan yang harus dipatuhi. Aturannya adalah menjaga jarak.
"Sering orang berbicara 'new normal', itu hal biasa saja, seperti jumatan, bisa nanti pengajian pada waktunya dibuka, anak-anak kembali sekolah pada waktunya, syaratnya juga pakai masker, cuci tangan," kata JK.
Terkait Shalat Jumat dua gelombang, JK mengatakan boleh saja masjid melaksanakannya apabila jamaah yang datang membludak dan tidak tertampung maka dilakukan dua gelombang.
"Kalau jemaah sudah membludak itu pasti tidak tertampung, berdosa kita kalau kita tidak memfasilitasi. Semalam MUI DKI sudah memutuskan boleh dua gelombang. Kalau hari ini belum terlalu penuh, jadi belum dilakukan dua gelombang," kata JK.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
"Alhamdulillah, setelah kita tidak jumpa selama 12 Shalat Jumat hampir tiga bulan, Alhamdulillah Jumat ini kita jumpa luar biasa rahmat dan doa yang mustajab dijawab Allah SWT," kata JK usai melaksanakan Shalat Jumat di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Jumat.
JK menyebutkan, pelaksanaan Shalat Jumat kali ini sesuai dengan harapan DMI, yakni dilaksanakan dengan baik, menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan pengukuran suhu tubuh.
Menurut JK, protokol kesehatan dilaksanakan secara ketat. Jamaah yang tidak menggunakan masker tidak dibolehkan untuk ikut beribadah di masjid.
"Jadi aman, yang tidak pakai masker nanti ada pengurus masjid yang periksa tidak dibolehkan masuk masjid. Di mal kan enggak bisa begini," ujar JK.
Mantan Wakil Presiden RI tersebut juga menyampaikan pelaksanaan Shalat Jumat kali ini juga dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta. Demikian pula dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melaksanakan Shalat Jumat di Balai Kota Jakarta.
Bagi JK pelaksanaan 5halat Jumat perdana di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi ini sebagai sejarah hidup, karena selama 12 kali Jumat tidak melaksanakan Shalat Jumat berjamaah diganti dengan Shalat Zluhur di rumah akibat pandemi COVID-19.
Menurut JK, Shalat Jumat memiliki kekhususan bagi jamaah laki-laki karena tempat berkumpul beribadah.
"Kenikmatan Shalat Jumat ini memiliki aturan yang harus dipatuhi. Aturannya adalah menjaga jarak.
"Sering orang berbicara 'new normal', itu hal biasa saja, seperti jumatan, bisa nanti pengajian pada waktunya dibuka, anak-anak kembali sekolah pada waktunya, syaratnya juga pakai masker, cuci tangan," kata JK.
Terkait Shalat Jumat dua gelombang, JK mengatakan boleh saja masjid melaksanakannya apabila jamaah yang datang membludak dan tidak tertampung maka dilakukan dua gelombang.
"Kalau jemaah sudah membludak itu pasti tidak tertampung, berdosa kita kalau kita tidak memfasilitasi. Semalam MUI DKI sudah memutuskan boleh dua gelombang. Kalau hari ini belum terlalu penuh, jadi belum dilakukan dua gelombang," kata JK.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020