Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Ratusan pengemudi becak motor (bentor) di Limboto, Kabupaten Gorontalo, tertarik ikut dalam kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

Seperti yang diungkap Romi, abang bentor di Limboto, Sabtu, yang langsung melengkapi isian formulir agar segera menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

"Saya bukan pekerja penerima upah, ditambah lagi profesi yang saya jalani sangat beresiko seperti kecelakaan yang bisa berujung cacat bahkan kematian," ujarnya.

Romi mengaku, selama ini ingin sekali memiliki asuransi keselamatan kerja namun karena penghasilannya pas-pasan rata-rata Rp25.000 per hari, sehingga ia tak bisa memperoleh jaminan pasti dalam melakoni profesinya.

"Beruntung pihak BPJS Ketenagakerjaan memberi sosialisasi program penjaminan resiko kerja bagi pekerja penerima upah dan bukan penerima upah, sehingga bermodalkan Rp20.800 saja saya sudah bisa masuk dalam kepesertaan ini," ujar Romi yang memboyong kedua putrinya saat itu.

Hal yang sama diungkapkan Sadiq, warga Telaga Biru yang mengaku tertarik mengikuti program Jaminan Kecelakaan Kerja-Return To Work (JKK-RTW) yang memberi rasa aman baginya dalam melakukan pekerjaan.

"Meski saya bukan pekerja penerima upah, namun program JKK-RTW memberi kepastian jaminan terhadap profesi yang saya geluti. Maka secara sadar saya langsung mendaftarkan kepesertaan mandiri," ungkap Sadiq.

Ia berharap, tidak hanya jaminan resiko pekerjaan yang ia dapatkan, namun resiko-resiko yang bisa datang kapan saja bisa melindungi dirinya bahkan keluarganya setelah masuk dalam kepesertaan JKK-RTW.

Sedangkan Sumirah Tahir, penjual gorengan pisang di pasar tradisional Limboto mengaku, sangat merespon program BPJS Ketenagakerjaan.

Ia pun memilih langsung mendaftarkan diri agar bisa menjadi kepesertaan yang sadar terhadap perlindungan kerja bagi dirinya dan salah seorang pekerjanya.

"Usaha yang saya lakoni memang bermodal kecil, namun keberlangsungannya harus tetap dijaga termasuk keselamatan terhadap resiko yang ia geluti," ujarnya yang mempekerjakan satu orang tenaga harian.

Menurut ibu warga Dutulanaa ini, perlindungan terhadap resiko pekerjaan sangat penting apalagi bagi dirinya yang memiliki penghasilan tidak tetap.

"Saat menggoreng tiba-tiba terkena percikan minyak panas saja bisa berujung pada kecacatan dan tentu mengganggu aktivitas. Sehingga saya sadar betul harus melindungi diri terhadap resiko pekerjaan yang penghasilannya sangat menunjang perekonomian keluarga," ujar Sumirah.

Ia mengaku tidak mengejar "door prize" yang dibagi-bagikan pihak BPJS Ketenagakerjaan namun memiliki kesadaran terhadap perlindungan diri dari resiko pekerjaan.

Rencananya hari Senin (20/4) nanti, akan menyiapkan seluruh persyaratan yang akan memudahkannya untuk langsung menjadi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bukan penerima upah.

Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Gorontalo dilakukan di kompleks "Shopping Center" Limboto, dengan menurunkan empat tim untuk mensosialisasikan program Jaminan Kecelakaan Kerja-Return To Work (JKK-RTW) yang sudah berjalan sejak awal tahun 2014 lalu.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan setempat, Faldhie Boesalim mengatakan, sosialisasi tersebut sudah dilakukan di tiga titik lokasi sepanjang bulan April 2015 ini yaitu di Pelelangan Ikan, Pasar Tradisional Kota Gorontalo dan kompleks perbelanjaan dan pasar tradisional Limboto.

Ia berharap, semakin genjar sosialisasi tersebut akan semakin meningkatkan jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan khususnya mendorong para pemberi upah untuk memberi perlindungan dan jaminan kerja kepada para pekerjanya.

Apalagi JKK merupakan jaminan yang memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat bekerja sampai tiba kembali di rumah atau menderita penyakit yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015