Argentina dan Meksiko setuju memproduksi vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi AstraZeneca asal Inggris, demikian keterangan Presiden Argentina Alberto Fernandez pada Rabu, usai pertemuan dengan pihak perusahaan yang terlibat proyek ini.

AstraZeneca dan perusahaan bioteknologi mAbxience yang beroperasi di Argentina telah menandatangani perjanjian, termasuk mengenai transfer teknologi untuk memproduksi 150 juta dosis vaksin yang akan dipasok ke wilayah Amerika Latin, kecuali Brazil.

"Produksi Amerika Latin akan ditangani di Argentina dan Meksiko, dan hal ini akan membuat akses yang efisien dan tepat waktu untuk seluruh negara di kawasan," kata Fernandez.

Fernandez menyebut perjanjian pembuatan vaksin tersebut memberikan kelegaan bagi Argentina karena dapat menyediakan vaksin ketika dibutuhkan dan dengan harga yang masuk akal.

"Hal ini akan memberikan ketenangan yang luar biasa di masa depan, namun bukan suatu solusi untuk (apa yang terjadi) saat ini," kata Fernandez.

Sejauh ini, angka kematian akibat COVID-19 di Argentina sudah melampaui 5.000 kasus. Per 13 Agustus, tercatat sebanyak 7.663 kasus baru muncul di wilayah negara itu, dengan lebih dari 200 kasus kematian tambahan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard juga menyebut lewat Twitter-nya bahwa kesepakatan produksi vaksin didorong oleh Fernandez dan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador.

Menurut Ebrard, hasil produksi vaksin bisa ditambah hingga 250 juta dosis.

AstraZeneca juga telah menandatangani perjanjian dengan yayasan milik pengusaha Meksiko, Carlos Slim, untuk memproduksi vaksin di negara itu dengan perkiraan dapat mulai disebar ke publik di paruh awal 2021, menunggu uji Fase III dan persetujuan regulasi.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Suwanti

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020