Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Tim terpadu terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo serta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), melakukan inspeksi terkait peredaran beras sintetis marak diberitkan, dimulai Pasar Sentral Kota Gorontalo.

Menurut Staf pengelola Dinas Pasar Sentral Kota Gorontalo, Hamran Baruadi, Jumat, mengatakan, terkait beras yang berbahan sintetis atau plastik, tidak ditemukan di pasar tersebut.

"Beras yang dijual di pasar sentral merupakan beras lokal, sedangkan beras sintetis merupakan beras impor seperti dari Tiongkok," kata Hamran.

Kepala Seksi Usaha Perdagangan Disperindag Kota Gorontalo, Max Djuanda, mengatakan, kapasitas tim terpadu sekedar mengawasi, dan jika ada yang terindikasi menjual beras sintetis ini akan langsung menariknya dari penjualan.

"Untuk masalah pidana atau sanksi, pihak kami tidak berwenang untuk memberikannya, namun lebih berwenang untuk memberikan sanksi yaitu Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dan pihak kepolisian," jelasnya.

Anggota tim lainnya dari BPOM Provinsi Gorontalo, Ferdiansyah, menambahkan, untuk membedakan beras sintetis dan beras asli dapat menggunakan metode pembakaran.

Jika beras tersebut terbuat dari bahan sintetis ketika dibakar beras akan meleleh .

"Jika beras sintetis sudah terlanjur dibeli, masyarakat dapat membedakan hasilnya. Jika beras yang terbuat dari bahan plastik, ketika di masak akan menggumpal dan jika beras tersebut tercampur dengan beras asli maka akan menggumpal dan terpisah dengan beras asli," Jelasnya.

Jika terdapat beras yang ciri-cirinya sesuai dengan penjelasan tersebut, diharapkan masyarakat langsung melapor agar pihaknya dapat bertindak cepat dan tidak merugikan masyarakat lainnya.

Menurut Kepala Bidang Farmasi dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, Yusrianto, mengatakan, beras sintetis ini sangat berbahaya jika dikonsumsi masyarakat dalam jangka waktu yang lama, karena efek dari beras ini yaitu bisa menyebabkan berbagai penyakit berbahaya.

"Berbagai penyakit berbahaya yang dapat ditimbulkan seperti gangguan pencernaan bahkan penyakit kronis seperti kanker, maka dari itu masyarakat konsumen harus lebih jeli lagi dalam memilih beras yang akan dikonsumsi," papar Yusrianto.

Pewarta: Sariva Yunus

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015