Manajemen Sriwijaya Air menegaskan akan melakukan evaluasi internal setelah jatuhnya satu armada maskapai tersebut dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/01).
"Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti KNKT dan Perhubungan," kata Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena setelah tabur bunga di KRI Semarang, Kepulauan Seribu, Jumat.
Namun, ia belum memberikan detail langkah evaluasi internal yang dilakukan karena masih menunggu hasil laporan kecelakaan dari otoritas terkait.
Sebelummya, ia mengungkapkan Sriwijaya Air SJ-182 dalam kondisi baik saat terbang.
Saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menganalisa data rekaman penerbangan SJ-182 untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat yang dipimpin Kapten Pilot Afwan tersebut.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 merupakan pesawat jenis Boeing 737-500 buatan tahun 1994 atau berusia sekitar 27 tahun.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC itu hilang kontak pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, kemudian diketahui jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, pada pukul 14.36 WIB.
Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya pada pukul 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data "manifest", pesawat itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.
Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Sementara itu, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) terhadap korban maupun puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 resmi dihentikan setelah Basarnas sudah melakukan operasi selama tujuh hari dan sudah memperpanjang 2x3 hari, pada Jumat (21/01).
Tim SAR gabungan menemukan bagian tubuh korban yang dikumpulkan dalam 324 kantong jenazah.
Dari jumlah tersebut, tim DVI sudah mengidentifikasi 47 korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
"Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti KNKT dan Perhubungan," kata Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena setelah tabur bunga di KRI Semarang, Kepulauan Seribu, Jumat.
Namun, ia belum memberikan detail langkah evaluasi internal yang dilakukan karena masih menunggu hasil laporan kecelakaan dari otoritas terkait.
Sebelummya, ia mengungkapkan Sriwijaya Air SJ-182 dalam kondisi baik saat terbang.
Saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menganalisa data rekaman penerbangan SJ-182 untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat yang dipimpin Kapten Pilot Afwan tersebut.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 merupakan pesawat jenis Boeing 737-500 buatan tahun 1994 atau berusia sekitar 27 tahun.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC itu hilang kontak pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, kemudian diketahui jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, pada pukul 14.36 WIB.
Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya pada pukul 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data "manifest", pesawat itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.
Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Sementara itu, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) terhadap korban maupun puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 resmi dihentikan setelah Basarnas sudah melakukan operasi selama tujuh hari dan sudah memperpanjang 2x3 hari, pada Jumat (21/01).
Tim SAR gabungan menemukan bagian tubuh korban yang dikumpulkan dalam 324 kantong jenazah.
Dari jumlah tersebut, tim DVI sudah mengidentifikasi 47 korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021